Pembangunan Asrama di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, dimulai secara resmi dengan upacara pecaruan eka sata yang dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pata tilem sasih kasa di Singaraja, Jumat pagi.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr. I Gede Suwindia, S.Ag, M.A didampingi para wakil ketuadan juga dihadiri langsung oleh Kasatker Penyedia Perumahan Kementerian PUPR Provinsi Bali, I Wayan Suardana.

Asrama STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang berlokasi di Jalan Pulau Menjalangan, No 27 Lingkungan Banyuning Selatan, Kelurahan Banyuning itu dibangun atas hibah dari Kementerian PUPR. Pembangunan itu menelan anggaran Rp14,593 miliar dengan durasi pengerjaan selama 229 hari kalender.

Baca juga: STAHN Mpu Kuturan Singaraja mulai bangun kampus dan asrama hibah PUPR

Gede Suwindia mengungkapkan, agenda peletakan batu pertama awalnya akan dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, namun karena kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, maka diputuskan kegiatan seremonial hanya dilakukan secara internal dan terbatas.

"Agenda besar ground breaking dihadapkan dengan pilihan PPKM Darurat. Tetapi niat tulus dan bakti kami adalah melaksanakan ritual Kehinduan. Bahwa saat membangun, kita meletakkan pondasi sebagai bentuk rasa bakti menyatukan pertiwi dan akasa agar diberikan restu sehingga pembangunan diberikan kelancaran," jelasnya.

Suwindia pun tidak henti-hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah memberikan hibah pembangunan asrama di tahun 2021.

"Kami berharap seluruh sivitas akademika mendoakan agar pembangunan ini berjalan sesuai dengan harapan. Mari kita dukung bersama," ungkapnya.

Baca juga: STAHN Mpu Kuturan Singaraja luncurkan TV kampus dan bangun asrama putri

Sementara itu, Wayan Suardana meminta agar seluruh sivitas akademika STAHN Mpu Kuturan ikut andil dalam melakukan pengawasan terhadap pembangunan asrama yang dibiayai dari Dana APBN Tahun 2021. Upaya ini sebagai langkah antisipasi agar barang yang diberikan sesuai dengan spesifikasi.

"Pengawasan tidak mungkin kami lakukan sendiri. Karena yang memakainya adalah pihak STAHN. Jangan sampai barang yang diberikan tidak sesuai dengan spek. Bapak dan Ibu kami harapkan kalau menerima barang tidak sesuai spek agar disampaikan ke kami. Bukan ke pihak rekanan," katanya.

Selain itu, Suardana juga meminta agar pihak STAHN Mpu Kuturan mempercepat proses penghunian, sehingga sudah dibuatkan siapa prioritas yang seharunya akan menghuni asrama, sebab Bulan Januari 2022 sudah harus dihuni.

"Berkaitan dengan proses IMB juga sudah berjalan. Saya harapkan agar sertifikatnya sudah bisa terbit. Jadi, mohon bantuannya dari pihak STAHN," pungkasnya.


 

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021