Tabanan (Antara Bali) - Yayasan Karang Lestari di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, meraih dua penghargaan dari badan PBB yang bergerak di bidang pembangunan, UNDP, karena dinilai berhasil melakukan upaya pelestarian terumbu karang.
Ketua sekaligus pendiri Yayasan Karang Lestari I Gusti Agung Prana, di Tabanan, Selasa, mengatakan, lembaga yang didirikannya sejak 1990 itu meraih penghargaan The Equator Prize dan UNDP Special Award yang diserahkan di Rio de Janeiro, Brasil pada 20 Juni 2012.
United Nations Development Programme (UNDP) memberikan penghargaan The Equator Prize terkait dengan program pelestarian terumbu karang berbasis masyarakat yang telah dijalankan oleh Yayasan Karang Lestari, sedangkan UNDP Special Award merupakan penghargaan khusus untuk zona pengelolaan laut dan terumbu karang.
"Mereka yang datang memantau kebanyakan datang diam-diam dan tanpa sepengetahuan kami, sekaligus memantau lapangan secara langsung. Ini mencerminkan kemurnian dari penilaian itu sekaligus kemurnian proyek partisipasi masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan, untuk The Equator Prize, ada 10 penerima penghargaan. Mereka disaring dari 812 nominasi yang berasal dari 113 negara. Pemuteran sendiri menjadi salah satu dari 10 penerima penghargaan pada kategori Ocean (pemberdayaan masyarakat di bidang kelautan).
Menurut dia, yayasan tersebut pada mulanya mulai melaksanakan program penyelamatan terumbu karang pada 1990 karena melihat kondisi ekonomi perikanan di Desa Pemuteran makin buruk akibat rusaknya ekosistem terumbu karang.
Prana menyadari keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, para ilmuwan, dan masyarakat setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna, mengatakan dengan diberikannya penghargaan dari UNDP, diharapkan Pemuteran dan Buleleng pada umumnya dapat lebih dikenal di mancanegara.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Ketua sekaligus pendiri Yayasan Karang Lestari I Gusti Agung Prana, di Tabanan, Selasa, mengatakan, lembaga yang didirikannya sejak 1990 itu meraih penghargaan The Equator Prize dan UNDP Special Award yang diserahkan di Rio de Janeiro, Brasil pada 20 Juni 2012.
United Nations Development Programme (UNDP) memberikan penghargaan The Equator Prize terkait dengan program pelestarian terumbu karang berbasis masyarakat yang telah dijalankan oleh Yayasan Karang Lestari, sedangkan UNDP Special Award merupakan penghargaan khusus untuk zona pengelolaan laut dan terumbu karang.
"Mereka yang datang memantau kebanyakan datang diam-diam dan tanpa sepengetahuan kami, sekaligus memantau lapangan secara langsung. Ini mencerminkan kemurnian dari penilaian itu sekaligus kemurnian proyek partisipasi masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan, untuk The Equator Prize, ada 10 penerima penghargaan. Mereka disaring dari 812 nominasi yang berasal dari 113 negara. Pemuteran sendiri menjadi salah satu dari 10 penerima penghargaan pada kategori Ocean (pemberdayaan masyarakat di bidang kelautan).
Menurut dia, yayasan tersebut pada mulanya mulai melaksanakan program penyelamatan terumbu karang pada 1990 karena melihat kondisi ekonomi perikanan di Desa Pemuteran makin buruk akibat rusaknya ekosistem terumbu karang.
Prana menyadari keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, para ilmuwan, dan masyarakat setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna, mengatakan dengan diberikannya penghargaan dari UNDP, diharapkan Pemuteran dan Buleleng pada umumnya dapat lebih dikenal di mancanegara.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012