Denpasar (Antara Bali) - Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali mengharapkan razia terhadap pramuwisata liar terus digencarkan mengingat masih banyak "guide" ilegal berkeliaran.

"Kami mengharapkan razia itu bisa dilakukan berkelanjutan karena sudah meresahkan baik bagi profesi kami dan yang lebih utama bisa mecoreng citra pariwisata kita," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, Amos Lillo, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa razia pramuwisata ilegal yang dilakukan aparat berwenang seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bali itu baru sekali selama tahun.

Razia yang dilakukan Satpol PP pada akhir Mei 2012 berhasil menangkap 34 pemandu wisata ilegal di beberapa objek wisata yang merupakan warga lokal dan masih menunggu persidangan.Tim juga berhasil menangkap satu orang warga negara Jerman yang juga berprofesi sebagai "guide" liar dan kini sudah ditangani pihak berwenang.

Pihaknya kini telah melakukan konsolidasi dengan semua divisi wisata pada HPI Bali untuk menindaklanjuti temuan pemandu wisata ilegal. Pramuwisata liar, lanjut Amos, sebagian besar menyasar wisatawan China yang saat ini menjadi salah satu pasar terbesar bagi pariwisata Bali.

Menurutnya lebih dari 30 persen dari 5.265 pramuwisata resmi atau sekitar 1.500 pemandu wisata ilegal berkeliaran di Pulau Dewata, yang tidak dilengkapi pengetahuan pariwisata mengenai budaya Bali dan kerap berpenampilan kurang sopan.(DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012