Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar Anak Agung Bagus Sudharsana mengatakan, pencemaran lingkungan harus mendapat penanganan lebih serius.
"Sumber pencemaran yang utama di Denpasar didominasi oleh emisi gas buang kendaraan dan limbah sablon. Bila pencemaran lingkungan ini diabaikan, dampaknya akan berpengaruh besar terhadap pelestarian lingkungan," kata Sudharsana di Denpasar, Jumat.
Di sela-sela penanaman pohon di Pantai Padanggalak, Sanur, ia mengatakan, isu strategis masalah lingkungan di Denpasar masih berkutat pada dua persoalan, yaitu emisi gas buang kendaraan dan limbah sablon.
Dua sumber pencemaran tersebut, kata dia, karena jumlah kendaraan di Denpasar yang lalu lalang mencapai 700.000 unit per hari yang memberikan polusi udara cukup signifikan.
Hal itu juga didukung hasil uji petik emisi yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) terdapat 19 persen yang tidak lulus uji.
Selain pencemaran udara, Denpasar juga tergolong rawan dalam pencemaran air sungai dan juga laut. Sumber pencemaran ini, kata dia, akibat masih adanya usaha sablon yang tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang baik. Akibatnya, limbah sablon yang dihasilkan para pengusaha pembatik ini dialirkan ke sungai.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sumber pencemaran yang utama di Denpasar didominasi oleh emisi gas buang kendaraan dan limbah sablon. Bila pencemaran lingkungan ini diabaikan, dampaknya akan berpengaruh besar terhadap pelestarian lingkungan," kata Sudharsana di Denpasar, Jumat.
Di sela-sela penanaman pohon di Pantai Padanggalak, Sanur, ia mengatakan, isu strategis masalah lingkungan di Denpasar masih berkutat pada dua persoalan, yaitu emisi gas buang kendaraan dan limbah sablon.
Dua sumber pencemaran tersebut, kata dia, karena jumlah kendaraan di Denpasar yang lalu lalang mencapai 700.000 unit per hari yang memberikan polusi udara cukup signifikan.
Hal itu juga didukung hasil uji petik emisi yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) terdapat 19 persen yang tidak lulus uji.
Selain pencemaran udara, Denpasar juga tergolong rawan dalam pencemaran air sungai dan juga laut. Sumber pencemaran ini, kata dia, akibat masih adanya usaha sablon yang tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang baik. Akibatnya, limbah sablon yang dihasilkan para pengusaha pembatik ini dialirkan ke sungai.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012