Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pemerintah provinsi setempat bersama pemerintah kabupaten/kota terus menggenjot vaksinasi COVID-19, yang saat ini capaian untuk dosis pertama sudah hampir 50 persen dari target sasaran.

"Jumlah penduduk Bali 4,32 juta. Sesuai standar WHO untuk mencapai 'herd immunity', maka 70 persen dari jumlah tersebut berkisar pada angka 3 jutaan. Saat ini, hampir 50 persen dari jumlah tersebut sudah memperoleh vaksinasi COVID-19," kata Wagub Bali dalam keterangannya di Denpasar, Kamis.

Total vaksin COVID-19 yang telah terdistribusi untuk Bali hingga saat ini sebanyak 2.686.370 dosis.

Baca juga: Satgas: 1,2 juta warga Bali sudah divaksinasi COVID-19 dosis pertama

Hingga Rabu (2/6), masyarakat Bali yang telah memperoleh vaksin dosis pertama sebanyak 1.325.407 orang dan yang sudah mendapatkan hingga vaksin dosis kedua sebanyak 636.639 orang. Sisa stok vaksin sebanyak 724.324 dosis.

"Bali yang terus menggenjot program vaksinasi COVID-19 ternyata mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat," ujar pria yang biasa disapa Cok Ace itu.

Khusus untuk pengendalian penyebaran COVID-19, Pemprov Bali juga menempuh langkah strategis diantaranya pelibatan desa adat melalui pembentukan posko gotong royong dan meningkatkan disiplin masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.

Yang membanggakan, kata Cok Ace, merujuk hasil survei Kementerian Kesehatan, Bali dinobatkan sebagai provinsi paling taat pakai masker.

"Dengan berbagai upaya yang ditempuh, secara nyata berdampak pada mulai melandainya penambahan angka positif COVID-19," ucapnya.

Baca juga: Satgas: Di Bali, pasien sembuh COVID-19 capai 95,19 persen

Dalam sepekan terakhir, penambahan angka terkonfirmasi positif COVID-19 bertahan pada kisaran 2 digit. Bahkan, data per tanggal 1 Juni 2021, penambahan angka positif hanya sebanyak 28 orang, jumlah pasien sembuh sebanyak 50 orang dan meninggal 1 orang.

"Untuk ukuran provinsi, capaian ini luar biasa," ucapnya sembari berharap agar ke depannya situasi makin membaik sehingga Bali benar-benar bisa dibuka untuk pasar internasional dengan negara terbatas pada bulan Juli mendatang.

Panglingsir Puri Ubud inipun menyampaikan terima kasih atas perhatian yang begitu besar dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait. Perhatian itu antara lain ditunjukkan dengan intensnya kunjungan sejumlah menteri untuk melihat langsung kondisi Bali.

"Pandemi tak hanya menimbulkan dampak bagi sektor kesehatan, namun berimbas pula pada bidang ekonomi, sosial budaya hingga keamanan. Di bidang ekonomi, Bali mengalami dampak paling parah karena pertumbuhan ekonominya sangat bergantung pada sektor pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi," katanya.

Hingga triwulan I-2021, pertumbuhan ekonomi Bali masih mengalami kontraksi sebesar minus 9,85 persen, meskipun sudah sedikit melandai dibandingkan triwulan IV-2020 sebesar minus 12,21 persen.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021