Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menunjuk Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta di Pulau Dewata sebagai pendamping program SMK Pusat Unggulan.

"Sungguh ini kepercayaan yang luar biasa dan di luar dugaan kami, tetapi kalau boleh menebak, saya menduga kiprah STIKOM Bali selama ini dengan tujuh SMK dan lima lembaga vokasi binaan memang sudah sampai ke dirjen vokasi," kata Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Selasa.

Artinya, lanjut Dadang, apa yang telah dibuat STIKOM Bali untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi guna menyiapkan generasi muda unggul, setidaknya kini mendapat kepercayaan yang lebih besar dari pemerintah. Pengalaman itulah yang ingin dibagi dengan SMK lain.

ITB STIKOM Bali sebagai satu-satunya PTS di Bali bersama dua perguruan tinggi negeri di Bali ditunjuk sebagai pendamping Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan se-Indonesia.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Nomor 21/D/O/2021 tentang Penetapan Perguruan Tinggi sebagai Pendamping Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan Tahun 2021 tertanggal 20 April 2021 yang ditandatangani oleh Dirjen Vokasi Wikan Sakarinto.

"Ini menjadi penyemangat bagi kami guna membantu mengembangkan SMK lain di seluruh Bali sesuai tupoksi yang diamanatkan dalam surat keputusan dirjen vokasi tersebut," ujar Dadang Hermawan.

Pada prinsipnya ITB STIKOM Bali siap melaksanakan tugas tersebut sambil menunggu juknis lebih lanjut. Pihaknya segera membentuk tim untuk mengimplementasikan SK dirjen vokasi tersebut.

Berdasarkan SK dirjen vokasi tersebut, perguruan tinggi pendamping bertugas untuk berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis direktorat jenderal pendidikan vokasi, perguruan tinggi lainnya, dinas pendidikan provinsi dan dinas terkait.

Kemudian pendampingan pemenuhan delapan standar nasional pendidikan dan implementasi link and match dengan dunia kerja; fasilitasi dan/atau pelatihan pelaksanaan in house training kepada kepala sekolah dan guru di SMK pelaksana Program SMK Pusat keunggulan, serta pengawas sekolah dan sejumlah tugas lainnya.

Sesuai laman data pokok SMK, di Bali tercatat 178 SMK, terdiri dari 53 SMK negeri dan 125 SMK swasta. Dari 125 SMK swasta tersebut, tujuh di antaranya bernaung di bawah STIKOM Bali Group dengan bendera SMK TI Bali Global yang tersebar di Denpasar, Jimbaran, Dalung, Abiansemal, Klungkung, Karangasem dan Singaraja,

"Selama ini para lulsan SMK sepertinya disamakan dengan lulusan SMA sehingga mereka berlomba-lomba melanjutkan kuliah dengan mengambil program studi yang kurang sesuai dengan jurusan awal di SMK. Yang benar lulusan SMK harus mengambil program studi vokasi agar kelak dia lebih profesional sesuai bidangnya," ujarnya.

Berbeda dengan siswa SMA yang memang didesain kelak sebagai peneliti atau akademisi sehingga wajib melanjutkan pendidikan tinggi hingga program doktor. "Ini yang perlu diluruskan agar anak-anak SMK termotivasi karena merekalah yang kita siapkan menjadi generasi unggul kelak," katanya.

Di tempat yang sama, Pembina Yayasaan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar yang menaungi STIKOM Bali Group, Prof Dr I Made Bandem, MA juga menyambut gembira kepercayaan dari Kemendibud ini.

Menurut Prof Bandem, saat ini di Bali tidak kurang dari 10.000 pelajar dan mahasiswa binaan Yayasan WDS Denpasar, baik yang kuliah ITB STIKOM Bali, Poltek Ganesha Guru, Polnas Denpasar maupun pelajar tujuh SMK TI Bali Global, bahkan para siswa binaan LPK Darma, LPBA dan Bisma informatika yang ingin menjajal dunia kerja di luar negeri.

"Jadi kepercayaan dari pemerintah ini sekaligus bukti bahwa apa yang sudah, sedang dan yang akan dilaksanakan oleh STIKOM Bali Group sudah sesuai jalur dan perlu ditularkan ke SMK lainnya dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul di era Society 5.0," kata Prof Bandem.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021