Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali bekerja sama dengan Satpol PP kabupaten/kota dan aparat desa, segera melakukan pendataan di kantong-kantong penduduk pendatang arus balik Lebaran 2021 untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kita di Bali bukan antipati terhadap pendatang. NKRI terbuka untuk saudara-saudara dari berbagai wilayah di Nusantara. Tetapi ini untuk memproteksi Bali, jangan sampai yang datang ke daerah kita tidak sesuai ketentuan," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali I Dewa Nyoman Rai Dharmadi di Denpasar, Senin.
Rai Dharmadi tidak menginginkan kalau mereka yang datang setelah musim Lebaran ini sampai memberikan dampak peningkatan kasus penularan COVID-19 di Provinsi Bali.
"Demikian juga jangan sampai mereka datang, terus di sini menjadi pengangguran dan menjadi potensi peningkatan tindak kriminalitas," ucapnya.
Potensi hadirnya penduduk pendatang di Pulau Dewata diprediksi setelah 24 Mei mendatang, seiring dengan berakhirnya masa larangan mudik Lebaran 2021.
Oleh karena itu, ujar Rai Dharmadi, dalam pendataan di kantong-kantong pendatang tersebut diantaranya akan didata apakah mereka yang datang ke Bali itu sudah mengikuti vaksinasi COVID-19, sudah datang membawa surat rapid antigen dan memiliki tujuan yang jelas.
"Kemudian, mereka yang datang itu harus ada yang menjadi penanggung jawab dan penjaminnya di Bali. Jangan sampai setelah di Bali lantas menjadi pengangguran," kata birokrat asal Nusa Penida, Kabupaten Klungkung itu.
Dalam pendataan penduduk pendatang, pihaknya melibatkan Satpol PP Kabupaten/Kota dan aparat desa karena tentunya mereka yang lebih tahu dimana saja letak kantong-kantong pendatang.
"Intinya, kami mengkoordinasikan dan juga ikut turun ke lapangan, memastikan pendataan penduduk pendatang secara efektif," ujar Rai Dharmadi.
Bali, menurutnya, masih memikat dan menjadi target para pendatang untuk mengais rezeki, terlebih ada informasi mulai Juni mendatang itu Bali akan dibuka untuk wisatawan mancanegara.
"Dengan langkah antisipasi ini, kita bisa memberikan jaminan pada masyarakat internasional bahwa Bali aman dan nyaman dikunjungi sebagai daerah pariwisata di tengah kondisi pandemi ," ucapnya.
Sejauh ini, dari sembilan kabupaten/kota di Bali, tiga daerah yang kerap menjadi kantong-kantong pendatang yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar.
"Tetapi tidak menutup daerah lainnya karena Bali ini tetap bagaikan 'gula' dibandingkan daerah lain di masa pandemi ini. Kita bisa lihat pariwisata ramai dan pertokoan juga sudah mulai bergairah. Jangan sampai setelah ramai ini kita abai protokol kesehatan, apalagi vaksinasi ditargetkan menyasar hingga 80 persen penduduk Bali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Kita di Bali bukan antipati terhadap pendatang. NKRI terbuka untuk saudara-saudara dari berbagai wilayah di Nusantara. Tetapi ini untuk memproteksi Bali, jangan sampai yang datang ke daerah kita tidak sesuai ketentuan," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali I Dewa Nyoman Rai Dharmadi di Denpasar, Senin.
Rai Dharmadi tidak menginginkan kalau mereka yang datang setelah musim Lebaran ini sampai memberikan dampak peningkatan kasus penularan COVID-19 di Provinsi Bali.
"Demikian juga jangan sampai mereka datang, terus di sini menjadi pengangguran dan menjadi potensi peningkatan tindak kriminalitas," ucapnya.
Potensi hadirnya penduduk pendatang di Pulau Dewata diprediksi setelah 24 Mei mendatang, seiring dengan berakhirnya masa larangan mudik Lebaran 2021.
Oleh karena itu, ujar Rai Dharmadi, dalam pendataan di kantong-kantong pendatang tersebut diantaranya akan didata apakah mereka yang datang ke Bali itu sudah mengikuti vaksinasi COVID-19, sudah datang membawa surat rapid antigen dan memiliki tujuan yang jelas.
"Kemudian, mereka yang datang itu harus ada yang menjadi penanggung jawab dan penjaminnya di Bali. Jangan sampai setelah di Bali lantas menjadi pengangguran," kata birokrat asal Nusa Penida, Kabupaten Klungkung itu.
Dalam pendataan penduduk pendatang, pihaknya melibatkan Satpol PP Kabupaten/Kota dan aparat desa karena tentunya mereka yang lebih tahu dimana saja letak kantong-kantong pendatang.
"Intinya, kami mengkoordinasikan dan juga ikut turun ke lapangan, memastikan pendataan penduduk pendatang secara efektif," ujar Rai Dharmadi.
Bali, menurutnya, masih memikat dan menjadi target para pendatang untuk mengais rezeki, terlebih ada informasi mulai Juni mendatang itu Bali akan dibuka untuk wisatawan mancanegara.
"Dengan langkah antisipasi ini, kita bisa memberikan jaminan pada masyarakat internasional bahwa Bali aman dan nyaman dikunjungi sebagai daerah pariwisata di tengah kondisi pandemi ," ucapnya.
Sejauh ini, dari sembilan kabupaten/kota di Bali, tiga daerah yang kerap menjadi kantong-kantong pendatang yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar.
"Tetapi tidak menutup daerah lainnya karena Bali ini tetap bagaikan 'gula' dibandingkan daerah lain di masa pandemi ini. Kita bisa lihat pariwisata ramai dan pertokoan juga sudah mulai bergairah. Jangan sampai setelah ramai ini kita abai protokol kesehatan, apalagi vaksinasi ditargetkan menyasar hingga 80 persen penduduk Bali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021