New Jersey (Antara Bali) - Beristirahat selama sepekan dari semua kegiatan fisik dan mental -- termasuk menonton televisi, menelepon dan bertemu teman -- dapat membuat kinerja mental menjadi lebih baik dan meredakan gejala pada penderita gegar otak, demikian hasil sebuah penelitian dilansir Senin.

Menurut sebuah laporan Journal of Pediatrics, beristirahat selama sepekan penuh masih memiliki manfaat, bahkan berbulan-bulan setelah orang mengalami cedera.

"Hal itu sangat penting karena kita sering mendapati pasien dengan gejala pasca-gegar otak berbula-bulan setelah mengalami cedera," kata Direktur Pusat Gegar Otak Olahraga dari New Jersey Rosemarie Moser, yang juga penulis utama dalam penelitian itu.

Gejala pasca-gegar otak meliputi sakit kepala, gangguan mental, kelelahan, sulit konsentrasi dan sukar tidur.

Biasanya, istirahat merupakan jenis perawatan yang utama tapi bukan yang sistematis dan komprehensif, kata Moser. Beristirahat dapat dilakukan secara beragam sesuai dengan bagaimana para praktisi mendefinisikannya. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hasil dari beristirahat secara intensif.

Kelompok peneliti itu melakukan uji coba dengan meminta 49 pasien berusia setara sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, untuk beristirahat selama sepekan penuh. Aturan yang ditetapkan kepada mereka ketat, tidak boleh pergi sekolah atau bekerja, menelepon, berolahraga, menonton televisi, bersosialisasi maupun bekerja di depan komputer.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012