Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Made Mangku Pastika mendorong siswa-siswi SMK di Provinsi Bali dibekali keahlian atau kemampuan dalam bidang pemasaran sehingga ketika terjun di dunia kerja tidak saja ahli memproduksi.

"Kelemahan kita orang Bali, seringkali ahli produksi, tetapi tidak pintar jualan. Akhirnya malah orang lain yang dapat untung besar," kata Pastika dalam diskusi secara virtual dengan jajaran SMKN 1 Petang, Kabupaten Badung, Rabu.

Pihaknya sangat mengapresiasi jajaran pendidik di SMKN 1 Petang yang masih bersemangat untuk mendidik para siswa agar mau menggeluti dan mencintai sektor pertanian.

"Tolong juga dididik anak-anak di sini agar pintar berbicara dan berbahasa asing, karena orang jualan itu harus pinter ngomong. Produk yang ditawarkan harus disampaikan bahwa paling bagus, paling murah, dan bisa menyampaikan manfaat atau kegunaannya secara menarik," ucap Anggota Komite 2 DPD itu.

Menurut Pastika, setelah pandemi COVID-19 ini, generasi muda Bali mau tidak mau harus beralih profesi dan tidak lagi hanya bergantung pada sektor pariwisata karena tidak akan bisa kembali seperti semula.

"Kebutuhan SDM pariwisata akan berubah, kalau dulu banyak perlu guide dan sopir, nantinya akan sedikit sekali diperlukan karena kemana-mana sekarang bisa pakai google map. Perkiraan saya, travel-travel biro akan tutup, restoran-restoran yang buka juga akan sedikit sekali karena bisa dipesan pakai Gojek," ujarnya.

Gubernur Bali periode 2008-2018 berpandangan profesi yang paling memungkinkan saat ini dengan menjadi petani karena semua perlu buah, sayur, telur, ikan dan sebagainya yang harus disiapkan oleh para petani.

"Kebutuhan akan PNS juga makin sedikit karena sudah banyak yang digantikan teknologi. Intinya perkembangan dunia harus diketahui supaya kita tidak terkaget-kaget," katanya

Pastika pun mengusulkan agar ke depan para siswa SMKN 1 Petang bisa diasramakan sehingga ada daya tarik bagi para siswa yang rumahnya jauh-jauh untuk bersekolah dan menekuni jurusan di bidang pertanian.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Petang, Kabupaten Badung, Bali I Wayan Mustika mengatakan jumlah keseluruhan siswa saat ini di sekolah setempat sebanyak 332 orang.

"Kalau dilihat dari kuota, jumlah ini sebenarnya masih kurang. Kami akui tidak mudah juga untuk menanamkan mental dan karakter bagi anak-anak agar mau mencintai sektor pertanian," ucapnya.

Sejauh ini, mayoritas siswa berasal dari kawasan Plaga dan Petang, Kabupaten Badung, dan ada juga siswa dari kawasan timur Kabupaten Buleleng.

"Ketertarikan tamatan SMP untuk masuk SMK pertanian relatif masih rendah karena masih dianggap sebagai profesi yang kotor, kumuh, dan jorok," ucapnya.

Made Surya dari bagian inkubator bisnis sekolah setempat berpandangan memang harus menggunakan teknologi jika ingin memasarkan produk lebih luas. "Saya mohon agar Bapak (Mangku Pastika) bisa memberikan testimoni juga terkait lemon yang kami hasilkan di sini dengan kualitasnya yang premium," kata Surya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika saat berdiskusi dengan jajaran SMKN 1 Petang Badung (Antaranews Bali/Rhisma/2021)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021