Tingkat hunian atau okupansi hotel di kawasan wisata Ubud, kabupaten Gianyar, menurun drastis atau anjlok selama pandemi COVID-19 hingga keterisian hanya di bawah 10 persen atau “Single Digit”.

“Sebelum pandemi, tingkat hunian hotel rata-rata 60 persen, tapi selama pandemi COVID-19, tingkat hunian turun drastis hingga single digit atau di bawah 10 persen,” kata  Direktur Pemasaran Hotel Sthala Ubud, Sugeng Purnomo, di Gianyar, Jumat.

Baca juga: Syarat kunjungan ke Bali tak pengaruhi pemesanan hotel di RedDoorz

Hotel bintang lima yang dikelola oleh Marriott International itu selama ini melayani tamu 85 persen wisatawan mancanegara (Wisman), dan 15 persen wisatawan nusantara atau domestik (Wisnus), namun selama pandemi, tamu hotel mayoritas adalah wisatawan domestik (WNI).

Bisnis MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) Hotel Sthala Ubud cukup bagus sebelum pandemi, banyak acara rapat dan pernikahan di hotel ini, tapi selama pandemi juga turun drastis, ungkap Sugeng.

Namun Hotel Sthala Ubud tidak pernah menutup operasi. Hotel yang terletak di pinggir sungai Wos ini terus beroperasi dan melayani tamu, tambah dia.

Baca juga: Hotel Indonesia Group resmi kelola 14 hotel BUMN

Untuk meningkatkan tingkat hunian, Hotel Sthala Ubud menawarkan diskon hingga 50 persen untuk pemesanan deluxe room, sudah termasuk sarapan pagi untuk dua orang. Langkah ini merupakan upaya meningkatkan kunjungan tamu menginap di hotel berbintang lima itu.

“Pemesanan dengan diskon 50 persen itu bisa dilakukan 25 Maret 2021 hingga 1 April 2021 untuk menginap antara 25 Maret 2021 hingga 30 Juni 2021,” ujarnya.

Hotel Sthala Ubud Bali lokasinya hanya 60 menit dari Bandara internasional Ngurah Rai, memiliki 143 deluxe room dan Suite room, memiliki balkon dengan pemandangan Sungai Wos dan pemandangan hijau.

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021