Kakesdam IX/Udayana Kolonel Ckm dr. I Made Mardika pastikan pelayanan vaksinasi drive thru atau layanan tanpa turun (lantatur) di wilayah Bali-Nusra bagi penyandang disabilitas dan lansia tetap berjalan seperti biasa.
 
"Selama pelayanan di buka tidak ada masalah, dan yang paling penting tidak takut untuk mendaftar dan melengkapi syarat-syaratnya. Vaksinasi drive thru ini sangat menolong bagi penyandang disabilitas," kata Kakesdam IX/Udayana saat dihubungi melalui telepon di Denpasar, Bali, Kamis.
 
Ia mengatakan bahwa selama vaksinasi drive thru dibuka sejak (8/03) bagi lansia dan penyandang disabilitas merasa terbantu dan terfasilitasi. Sehingga vaksinasi lantatur di wilayah Kodam IX/Udayana, yaitu Bali, NTB dan NTT tetap dibuka.

Baca juga: Danrem 163/WS: PPKM mikro, 80 persen kerumunan di Sanur-Bali berkurang
 
Pelaksanaan vaksinasi lantatur untuk wilayah Bali dilakukan di Rumah Sakit (Rumkit) Tingkat IV TNI AD Singaraja, Buleleng, dan di RS Udayana Denpasar, Bali. Kemudian untuk NTB dilaksanakan di RSAD Wira Bhakti Mataram dan Rumah Sakit Tk. III Wira Sakti Kupang untuk wilayah NTT.
 
"Untuk penyandang disabilitas yang melakukan vaksin di Denpasar, ada sekitar lima sampai 10 orang. Sedangkan Singaraja masih proses pendaftaran. Untuk ketersediaan vaksin diserahkan ke masing-masing Dinkes kabupaten/kota," jelasnya.
 
Persyaratan yang harus dipenuhi juga sama, diantaranya berusia 18 sampai 59 tahun, tidak dalam kondisi sakit, seorang penyintas yang pernah positif COVID-19 dari tiga bulan, dan memiliki komorbid.
 
Kakesdam mengatakan sasaran penerima vaksin COVID-19 jenis sinovac ini untuk wilayah Bali, NTT dan NTB sebanyak 15.875 orang termasuk di dalamnya purnawirawan, penyandang disabilitas dan berkebutuhan khusus.
 
"Untuk lansia dan purnawirawan di Bali lebih banyak jumlahnya daripada wilayah NTT dan NTB. Di Bali kira-kira lebih dari 5.000 orang (untuk lansia dan purnawirawan," jelasnya.

Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri tinjau vaksinasi COVID-19 di Denpasar (video)
 
Sementara itu, Kodam IX/Udayana juga menyediakan layanan antar jemput bagi penerima vaksin yang tidak bisa hadir atau berada di wilayah terpencil. Hal ini bertujuan agar proses vaksinasi dapat terlaksana secara merata dan lebih cepat terselesaikan.
 
Sebelumnya, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Arios Tiopan Aritonang mengharapkan vaksin sebanyak 125 ribu bisa diselesaikan dalam waktu satu hari. Menurutnya, apabila wilayah Jawa dan Bali jumlahnya kurang dari 125 ribu, maka akan ditambahkan menjadi 7 provinsi atau 10 provinsi hingga 15 provinsi.
 
"Sehingga kita dipercaya oleh negara/pemerintah dalam waktu satu hari bisa melaksanakannya. Oleh karena itu, dilaksanakan secara terpimpin baik di Kompi maupun di Markas Batalyon, di Skuadron maupun di KRI, sehingga para anggota mengerti," tegasnya.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021