Tulungagung (Antara Bali) - Ratusan perwakilan Banser NU dari berbagai daerah di Indonesia memasuki Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, untuk memberikan solidaritas dukungan terhadap dua anggotanya yang menjadi korban penyerangan massa perguruan silat Setia Hati Teratai (SHT) pada Minggu (27/5).
        
Menurut keterangan Ketua DPW Banser NU Jatim, Imam Ahmad Kusnin, Selasa malam, kedatangan massa organisasi paramiliter yang berada di bawah bendera NU tersebut berlangsung sporadis sejak Minggu (27/5) malam hingga berita ini mulai ditulis.
        
"Seluruh kader Banser di Indonesia saat ini siaga. Tidak hanya mereka yang berasal dari Jatim maupun Madura, yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, bahkan luar Jawa sekarang siap berangkat (ke Tulungagung)," ujarnya usai menggelar pertemuan dengan sejumlah pengurus PBNU, GP Ansor Jatim, serta sejumlah tokoh Banser NU lintas-daerah di Kafe Halte yang ada di dalam kompleks Pondok Pesantren PETA, Tulungagung.
        
Kusnin, sebagaimana juga tokoh NU maupun GP Ansor Jatim lainnya, tidak bersedia menyebut jumlah pasti massa nahdliyin dari luar daerah yang telah memasuki Kota Marmer.
        
Ia hanya mengatakan bahwa belasan ribu massa Banser NU yang ada di 38 kabupaten/kota se-Jatim maupun jaringan mereka yang ada di luar Jatim saat ini telah siap dikerahkan menuju Tulungagung.
        
"Seluruh anggota Banser NU yang ada di daerah tapal kuda (Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang) kemarin (Senin (28/5) bahkan sudah mau berangkat tapi kami cegah. Mereka semua hanya tunggu komando," timpal Ubaidillah Suwito, tokoh muda Banser NU Kecamatan Bandung.
        
Pernyataan dua tokoh muda Banser NU tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Menurut pantauan koresponden ANTARA, ratusan anggota ormas yang memiliki seragam khas bercorak doreng mirip tentara dan berwarna dasar hijau tersebut terlihat berjaga di sejumlah titik lokasi.
        
Mereka bahkan rela menginap di kantor cabang NU Tulungagung maupun sejumlah fasilitas milik warga nahdliyin lain demi menunggu perintah/komando pimpinan mereka maupun instruksi alim-ulama NU setempat.(*/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012