Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Bali, mencatat untuk tes cepat COVID-19 ada 18.206 pemeriksaan selama tahun 2020, sedangkan untuk tes usap COVID-19 sebanyak 3.704 pemeriksaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Setelah melalui evaluasi selama tahun 2020 kami mencatat hingga akhir Desember 2020, kita punya pasien rawat jalan (COVID-19) ada 3.710 orang, kemudian rawat inap ada 1.034 orang. Untuk pemeriksaan lab rapid test ada 18.206 ribu pemeriksaan, swab PCR awal ada 3.704 pemeriksaan,"jelas Kasubag Humas RSUD Wangaya, Bali Anak Agung Ngurah Suastika saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Selasa.
Baca juga: Setahun COVID-19, RS Wangaya perbaiki fasilitas hingga SDM
Baca juga: Setahun COVID-19, RS Wangaya perbaiki fasilitas hingga SDM
Ia menjelaskan bahwa selama tiga bulan berjalan mengawali tahun 2021, kasus COVID-19 di wilayah Bali umumnya sempat naik dan turun. Menurut dia, berbagai upaya peningkatan fasilitas dan SDM dilakukan agar mampu membantu menekan penyebaran virus ini.
Penambahan juga terjadi berupa penambahan fasilitas tempat tidur pasien dari 30 menjadi 60. Kemudian, awalnya belum memiliki NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit), tapi sekarang sudah tersedia lengkap.
Meningkatnya fasilitas juga seiring dengan meningkatnya bantuan dari SDM di antaranya perawat dan analis. Masing-masing ruang perawatan membutuhkan 20 orang sehingga kurang lebih ada 100 orang tenaga kesehatan.
Baca juga: RS PTN Unud buka layanan vaksinasi COVID-19 bagi warga kampus
Baca juga: RS PTN Unud buka layanan vaksinasi COVID-19 bagi warga kampus
Selama memberikan perawatan kepada pasien COVID-19, Agung Suastika menjelaskan salah satu pengalaman sekaligus menjadi pembelajaran dalam penanganan pasien COVID, yaitu saat penanganan jenazah COVID-19 yang sempat dijemput paksa oleh pihak keluarga pasien tersebut.
"Kalau di ruang isolasi itu datar-datar saja pelayanan berjalan sesuai dengan prokes COVID, terkadang ada sandungan-sandungan kecil dalam hal mungkin, penatalaksanaan penanganan jenazah COVID-19. Ya kalau dibilang jumlahnya (jenazah jemput paksa) tidak banyak paling satu atau dua, itulah tantangan kita dalam rangka melayani masyarakat khususnya Denpasar," jelasnya.
Sebelumnya, ia mengatakan terkait dengan evaluasi satu tahun penanganan COVID-19, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
Pertama, peningkatan fasilitas, ruangan sesuai yang dibutuhkan sehingga pasien layak menempati ruangan tersebut. Kedua, terkait pembiayaan yang juga dibutuhkan rumah sakit, terutama untuk ketersediaan obat-obatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021