Kasubag Humas RSUD Wangaya, Bali Anak Agung Ngurah Suastika menjelaskan selama setahun COVID-19 di Indonesia, RSUD Wangaya, Bali secara bertahap melakukan perbaikan dari penambahan sarana prasarana (fasilitas) hingga peningkatan SDM.
 
"Dari awal sampai sekarang selalu berbenah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dirawat karena COVID. Dari ruangan dan tempat tidur ditambah, hingga jumlah tim medis di setiap ruangan," kata Anak Agung Ngurah Suastika saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Selasa.
 
Ia mengatakan ada beberapa hal yang ke depannya perlu diperbaiki setelah setahun menangani kasus COVID-19.

 
 
Pertama, peningkatan fasilitas, ruangan sesuai yang dibutuhkan, sehingga pasien layak menempati ruangan tersebut. Kedua, terkait pembiayaan yang juga dibutuhkan rumah sakit, terutama untuk ketersediaan obat-obatan.
 
"Pasien COVID butuh biaya tinggi terutama untuk ketersediaan obat-obatan. RS bisa berjalan karena pendukungnya ada obat. Selama ini pembiayaan berdasarkan klaim ke pemerintah, sedangkan obat-obatan diperoleh dari bantuan Dinkes dan swasta," katanya.
 
Agung Suastika menjelaskan perbaikan di RSUD Wangaya dilakukan secara bertahap, mulai dari penambahan fasilitas tempat tidur pasien dari 30 menjadi 60. Awalnya belum memiliki NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit), tapi sekarang sudah tersedia lengkap.
 
Selanjutnya, penambahan SDM untuk keseluruhan ruangan ada 100 nakes yang bertugas, ditambah lagi nakes dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
 
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan dr. A. A. Ngurah Gde Dharmayuda menambahkan selama setahun COVID, pihaknya telah merawat sekitar 1.300 pasien COVID-29. Selain itu, Puskesmas I Denpasar Selatan ini mewilayahi tiga wilayah, yaitu Sesetan, Sidakarya, dan Panjer.
 
Beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu kurangnya SDM yang bertugas dalam penanganan COVID-19. "Kita kekurangan SDM, karena mereka sudah kelelahan, ini bersyukur isolasi/karantina masih distop, kalau enggak kami akan merujuk banyak banget, jadi kadang kewalahan. Belum lagi melayani rapid antigen, dan pelayanan lain yang tetap berjalan. Otomatis ada keterlambatan, tapi setidaknya kami sudah berupaya," paparnya.



Jumlah keseluruhan tenaga kesehatan maupun non-nakes yang bertugas selama pandemi COVID-19 sebanyak 60 orang. Dengan jumlah SDM yang terbatas, pihaknya mengingatkan agar para nakes tetap menjaga kondisi imun, vitamin, hindari stres, tidak lupa untuk tertawa dan menghibur diri serta istirahat yang cukup.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021