Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak masyarakat di "Pulau Dewata" itu untuk tidak takut dan bersama-sama mengikuti proses vaksinasi COVID-19 yang telah diprogramkan pemerintah.

"Banyak yang bayangkan, vaksinasi (COVID-19) untuk lansia itu menakutkan, tetapi setelah diikuti prosesnya aman-aman saja," kata Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace setelah menerima suntikan vaksin COVID-19 di RS Bali Mandara, di Denpasar, Rabu.

Ia menerima suntikan vaksin COVID-19 tersebut, sekaligus menandai tahap kedua program vaksinasi di Provinsi Bali.

"Tidak ada gejala mual, pusing, dan semua baik-baik saja," ucap Cok Ace setelah masa observasi seusai disuntik vaksin.

Baca juga: Kasdam IX/Udayana: Purnawirawan akan divaksin COVID-19 tahap ke-2

Dia mengaku bersyukur diberikan kesempatan untuk mendapatkan suntikan vaksin tahap kedua yang secara prioritas akan menyasar masyarakat kategori lansia tersebut.

Untuk itu, Wagub Cok Ace mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengikuti proses vaksinasi COVID-19 yang diprogramkan pemerintah dan mendukung penuh upaya pemulihan pascapandemi.

"Ngiring (mari) divaksin, agar Bali gelis (cepat) aman dan sehat," ujarnya didampingi Putri Haryani Ardhana Sukawati itu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan vaksinasi tahap kedua utamanya akan menyasar para lansia dan sektor pelayanan publik.

"Bisa pejabat negara, anggota dewan, ASN, pelaku pariwisata hingga pedagang pasar, semuanya masuk kategori pelayan publik," ujar Suarjaya.

Baca juga: Tahap kedua, Bali terima 130.300 dosis vaksin COVID-19

Vaksinasi kepada pejabat publik seperti Wagub Cok Ace dan sosok pejabat publik dan tokoh masyarakat lainnya, menurut Suarjaya, juga sebagai suatu bentuk pesan kepada masyarakat bahwa vaksin bukanlah suatu yang patut ditakutkan.

"Sosok pejabat publik serta tokoh masyarakat, yang di antaranya juga masuk kategori lansia tersebut menunjukkan bahwa kita tidak perlu takut divaksin. Semua harus turut divaksin agar lebih aman dan imun terhadap COVID-19," katanya.

Dia menambahkan orang yang telah divaksin kemungkinan terinfeksi COVID-19 tiga kali lebih rendah dari orang yang tidak memperoleh vaksin.

"Orang yang sudah divaksin juga kemungkinannya tiga kali lebih ringan efeknya jika terinfeksi COVID-19. Namun, walaupun sudah divaksin harus digarisbawahi masih harus tetap mengikuti protokol kesehatan, tetap tidak boleh abai," ujarnya.

Vaksin untuk memberikan kekebalan pada setiap orang dan masyarakat agar memiliki kekebalan komunitas.

Suarjaya juga menjelaskan untuk mencapai tingkat imunitas tertinggi, dari penelitian yang telah dilakukan, butuh waktu selama empat minggu sejak vaksin disuntikkan. Diharapkan dengan vaksinasi kedua, akan ada "booster" atau muncul kekebalan tambahan.

Baca juga: Menparekraf inginkan pelaku pariwisata diprioritaskan vaksinasi COVID-19

Bersamaan dengan Wagub Cok Ace, nampak pula turut menerima suntikan vaksin pada kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII I Nengah Dasi Astawa, serta Bendesa Agung/Ketua MDA Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Selain itu, Gubernur Bali periode 1998-2003 dan 2003-2008 Dewa Made Beratha juga hadir menerima dosis vaksin berjenis sinovac yang dikirim PT Biofarma tersebut.

Sebelum mendapatkan suntikan vaksin, para penerima akan diarahkan dahulu untuk mengecek kondisi tubuh serta mendapatkan proses penapisan untuk mengetahui riwayat kesehatan serta alergi yang dimiliki.

Setelah penyuntikan, penerima vaksin akan menjalani proses observasi selama 30 menit untuk melihat ada tidaknya efek samping terhadap penerima.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021