Singaraja (Antara Bali) - Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan menyoroti rendahnya kualitas makanan yang diberikan kepada peserta Program Keluarga Harapan (PKH).
"Untuk sekali makan mereka mendapat jatah Rp11 ribu, tetapi kenapa menunya hanya sayur, tahu, dan tempe," katanya saat melakukan inspeksi mendadak ke tempat penampungan peserta PKH di Hotel Parma, Singaraja, Kamis.
Menurut dia, PKH merupakan program pemerintah pusat dalam mengatasi anak-anak putus sekolah. Di Kabupaten Buleleng jumlah peserta PKH sebanyak 150 orang.
Mereka ditampung di tiga lokasi pelatihan dan pendidikan, yakni sebanyak 60 orang di Hotel Bilibo, 30 di Seririt, dan 60 lainnya di Hotel Parma.
Anak-anak putus sekolah tersebut mengikuti pendidikan dan pelatihan selama sebulan yang telah dimulai sejak 3 Mei hingga 3 Juni 2012.
Made Hendra Mahardika selaku guru pendamping pernah menyampaikan keluhan itu kepada pihak pengelola penampungan. Namun tidak mendapatkan respons.
"Awalnya menu makanan lumayan karena dilayani oleh pihak
hotel langsung. Setelah itu, pihak hotel mengalihkan kepada katering sehingga menunya sangat memprihatinkan," katanya mengungkapkan.(MDE/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Untuk sekali makan mereka mendapat jatah Rp11 ribu, tetapi kenapa menunya hanya sayur, tahu, dan tempe," katanya saat melakukan inspeksi mendadak ke tempat penampungan peserta PKH di Hotel Parma, Singaraja, Kamis.
Menurut dia, PKH merupakan program pemerintah pusat dalam mengatasi anak-anak putus sekolah. Di Kabupaten Buleleng jumlah peserta PKH sebanyak 150 orang.
Mereka ditampung di tiga lokasi pelatihan dan pendidikan, yakni sebanyak 60 orang di Hotel Bilibo, 30 di Seririt, dan 60 lainnya di Hotel Parma.
Anak-anak putus sekolah tersebut mengikuti pendidikan dan pelatihan selama sebulan yang telah dimulai sejak 3 Mei hingga 3 Juni 2012.
Made Hendra Mahardika selaku guru pendamping pernah menyampaikan keluhan itu kepada pihak pengelola penampungan. Namun tidak mendapatkan respons.
"Awalnya menu makanan lumayan karena dilayani oleh pihak
hotel langsung. Setelah itu, pihak hotel mengalihkan kepada katering sehingga menunya sangat memprihatinkan," katanya mengungkapkan.(MDE/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012