Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan sistem pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dapat mendorong akselerasi/percepatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
"Melalui QRIS akan memudahkan untuk membeli produk UMKM, baik secara luring dan daring," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu.
Selain itu, ujar dia, QRIS juga dapat sekaligus menjadi tahap bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengenal bank dan "onboarding".
"Gernas BBI yang telah diluncurkan di Bali pada 11 Januari lalu, seluruh transaksi pembayarannya menggunakan nontunai, terutama QRIS," ucap mantan Kepala KPwBI DKI Jakarta itu.
Baca juga: Sekda Bali: masifkan "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia" (video)
Menurut Trisno, sejauh ini literasi keuangan dan literasi digital UMKM yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali masih berbeda-beda.
"Jika kita lihat berdasarkan merchant QRIS di Bali, terbanyak ada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar, sedangkan enam kabupaten lainnya masih rendah, bahkan ada kabupaten yang jumlah merchantnya hanya 1 persen," ujarnya.
Hingga akhir 2020, merchant QRIS di Bali sudah sebanyak 173.401 merchant atau meningkat sebesar 580 persen dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2019.
Pihaknya bersama Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) di Bali siap untuk lebih mengenalkan QRIS pada UMKM. "Minimal ada literasi digital secara umum. Dengan tahu QRIS maka UMKM akan semakin dekat dengan marketplace," katanya.
Baca juga: BI Bali dukung UMKM mantapkan digitalisasi lewat Gerakan Nasional BBI
Trisno menambahkan, dengan dipasarkan lewat marketplace, maka produk-produk yang dihasilkan UMKM tidak saja untuk konsumen di Bali, tetapi hingga luar Bali.
"Bali yang sudah terkenal, kami harapkan bisa bangkit dengan UMKM-nya yang sudah mantap dengan digitalisasinya dari hulu hingga hilir. Tahun ini adalah tahun UMKM dan tahun digital, sehingga 'UMKM dan digital' tepat sebagai tagline ekonomi Bali saat ini," katanya.
Selain itu, ujar Trisno, bentuk dukungan KPwBI Bali dalam Gernas BBI juga terlihat dari UMKM binaan KPwBI Bali berhasil terpilih menampilkan "showcase"-nya untuk kategori produk premium dan nonpremium.
Di lokasi peluncuran Gernas BBI 2021 terdapat "showcase" 26 UMKM yang berasal dari UMKM binaan KPwBI Provinsi Bali, UMKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Buleleng, Badung, dan Gianyar, serta UMKM Debitur BCA.
"Dari 10 UMKM yang produknya masuk produk premium, enam di antaranya merupakan UMKM binaan KPwBI Bali. Demikian juga dari 16 kategori produk nonpremium, tujuh di antaranya juga UMKM binaan KPwBI Bali. Jadi kita ajukan 13 UMKM, kesemuanya lolos kurasi," ucap Trisno.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Melalui QRIS akan memudahkan untuk membeli produk UMKM, baik secara luring dan daring," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu.
Selain itu, ujar dia, QRIS juga dapat sekaligus menjadi tahap bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengenal bank dan "onboarding".
"Gernas BBI yang telah diluncurkan di Bali pada 11 Januari lalu, seluruh transaksi pembayarannya menggunakan nontunai, terutama QRIS," ucap mantan Kepala KPwBI DKI Jakarta itu.
Baca juga: Sekda Bali: masifkan "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia" (video)
Menurut Trisno, sejauh ini literasi keuangan dan literasi digital UMKM yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali masih berbeda-beda.
"Jika kita lihat berdasarkan merchant QRIS di Bali, terbanyak ada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar, sedangkan enam kabupaten lainnya masih rendah, bahkan ada kabupaten yang jumlah merchantnya hanya 1 persen," ujarnya.
Hingga akhir 2020, merchant QRIS di Bali sudah sebanyak 173.401 merchant atau meningkat sebesar 580 persen dibandingkan dengan kondisi akhir tahun 2019.
Pihaknya bersama Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) di Bali siap untuk lebih mengenalkan QRIS pada UMKM. "Minimal ada literasi digital secara umum. Dengan tahu QRIS maka UMKM akan semakin dekat dengan marketplace," katanya.
Baca juga: BI Bali dukung UMKM mantapkan digitalisasi lewat Gerakan Nasional BBI
Trisno menambahkan, dengan dipasarkan lewat marketplace, maka produk-produk yang dihasilkan UMKM tidak saja untuk konsumen di Bali, tetapi hingga luar Bali.
"Bali yang sudah terkenal, kami harapkan bisa bangkit dengan UMKM-nya yang sudah mantap dengan digitalisasinya dari hulu hingga hilir. Tahun ini adalah tahun UMKM dan tahun digital, sehingga 'UMKM dan digital' tepat sebagai tagline ekonomi Bali saat ini," katanya.
Selain itu, ujar Trisno, bentuk dukungan KPwBI Bali dalam Gernas BBI juga terlihat dari UMKM binaan KPwBI Bali berhasil terpilih menampilkan "showcase"-nya untuk kategori produk premium dan nonpremium.
Di lokasi peluncuran Gernas BBI 2021 terdapat "showcase" 26 UMKM yang berasal dari UMKM binaan KPwBI Provinsi Bali, UMKM binaan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Buleleng, Badung, dan Gianyar, serta UMKM Debitur BCA.
"Dari 10 UMKM yang produknya masuk produk premium, enam di antaranya merupakan UMKM binaan KPwBI Bali. Demikian juga dari 16 kategori produk nonpremium, tujuh di antaranya juga UMKM binaan KPwBI Bali. Jadi kita ajukan 13 UMKM, kesemuanya lolos kurasi," ucap Trisno.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021