Denpasar (Antara Bali) - Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia berpendapat, pengembangan sektor pariwisata yang berkembang pesat di Bali tidak pernah bersinergi dengan sektor pertanian, justru sebaliknya mengorbankan kaum petani.
"Selain penyusutan alih fungsi lahan pertanian akibat berbagai desakan, petani juga kesulitan memasarkan hasil produksi dalam menembus restoran dan hotel berbintang yang betebaran di Pulau Dewata," kata Ketua Badan Penjaminan Mutu Unud di Denpasar, Kamis.
Mantan anggota DPR-RI itu mengemukakan bahwa berbagai pihak telah berusaha memfasilitasi kepentingan petani agar hasil pertanian lokal bisa menembus hotel berbintang untuk disajikan kepada wisatawan tidak pernah membuahkan hasil.
Pihak hotel dengan berbagai alasan kualitas rendah, hasil pertanian tidak berkesinambungan, menolak hasil pertanian lokal secara halus. Padahal sebenarnya karena tidak ada kemauan dari pihak hotel maupun restoran untuk memanfaatkan hasil petani setempat.
Namun lebih mementingkan hasil pertanian seperti buah-buahan maupun daging dari luar negeri, sehingga petani Bali tidak bisa menikmati kesejahteraan yang layak dari kemajuan pariwisata yang berkembang pesat itu.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Selain penyusutan alih fungsi lahan pertanian akibat berbagai desakan, petani juga kesulitan memasarkan hasil produksi dalam menembus restoran dan hotel berbintang yang betebaran di Pulau Dewata," kata Ketua Badan Penjaminan Mutu Unud di Denpasar, Kamis.
Mantan anggota DPR-RI itu mengemukakan bahwa berbagai pihak telah berusaha memfasilitasi kepentingan petani agar hasil pertanian lokal bisa menembus hotel berbintang untuk disajikan kepada wisatawan tidak pernah membuahkan hasil.
Pihak hotel dengan berbagai alasan kualitas rendah, hasil pertanian tidak berkesinambungan, menolak hasil pertanian lokal secara halus. Padahal sebenarnya karena tidak ada kemauan dari pihak hotel maupun restoran untuk memanfaatkan hasil petani setempat.
Namun lebih mementingkan hasil pertanian seperti buah-buahan maupun daging dari luar negeri, sehingga petani Bali tidak bisa menikmati kesejahteraan yang layak dari kemajuan pariwisata yang berkembang pesat itu.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012