Denpasar (Antara Bali) - Kondisi Badan Bahasa Sastra Bali (B2SB) sangat memprihatinkan karena keterbatasan dana penyelenggaraan kegiatan.
Ketua B2SB I Gede Nala Antara di Denpasar, Kamis mengatakan, lembaga itu dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Bali berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 1992.
"Lembaga tersebut memiliki misi pelestarian bahasa dan aksara Bali serta sastra Bali secara utuh," katanya.
Menurut dia, karena dukungan dana dari APBD setiap tahunnya minim sehingga kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam program kerja tidak berjalan secara maksimal.
"Jadinya, hanya ideal dalam tataran konsep semata,dan tidak mampu direalisasikan secara konkret dan nyata sehingga denyut nadi kehidupan B2SB pun mengalami 'mati suri'," katanya.
Namun demikian, kata dia, pihaknya berharap lembaga ini dapat tampil terdepan dalam mengembangkan kebudayaan Bali.
Menurut dia, dengan semangat pengabdian tanpa pamrih dari para pegiatnya lembaga itu mencoba tetap bertahan meski tidak terpublikasikan.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Ketua B2SB I Gede Nala Antara di Denpasar, Kamis mengatakan, lembaga itu dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Bali berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 1992.
"Lembaga tersebut memiliki misi pelestarian bahasa dan aksara Bali serta sastra Bali secara utuh," katanya.
Menurut dia, karena dukungan dana dari APBD setiap tahunnya minim sehingga kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam program kerja tidak berjalan secara maksimal.
"Jadinya, hanya ideal dalam tataran konsep semata,dan tidak mampu direalisasikan secara konkret dan nyata sehingga denyut nadi kehidupan B2SB pun mengalami 'mati suri'," katanya.
Namun demikian, kata dia, pihaknya berharap lembaga ini dapat tampil terdepan dalam mengembangkan kebudayaan Bali.
Menurut dia, dengan semangat pengabdian tanpa pamrih dari para pegiatnya lembaga itu mencoba tetap bertahan meski tidak terpublikasikan.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012