Sekitar 30 ton sampah diangkut dari kawasan Pantai Kuta di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, yang dilakukan personel TNI dan Polri, anggota Pramuka, dan aparat instansi pemerintah dalam kegiatan bersih-bersih pantai.
Tiga alat berat dikerahkan untuk memudahkan pengangkutan sampah, yang selain plastik juga mencakup kayu-kayu dan bambu.
Asisten Teritorial Kepala Staf Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Made Mahaparta dalam acara bersih-bersih di Pantai Kuta mengatakan bahwa sampah yang memenuhi Pantai Kuta sebagian besar sampah plastik.
"Kita lihat di sini 70 persen adalah sampah plastik," katanya.
Baca juga: Prajurit TNI bersihkan kawasan Pantai Kuta
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung I Wayan Puja mengatakan bahwa penumpukan sampah di kawasan Pantai Kuta merupakan masalah tahunan.
"Sampah sudah mulai agak berkurang, terutama yang kayu-kayu besar. Kalau dulu kan ada, kalau sekarang cuma batang-batang kayu," katanya.
"Yang banyak sekarang ini bentuknya adalah sampah plastik. Berarti ini datang dari permukiman-permukiman yang sampahnya tidak dikelola," ia menambahkan.
Pada musim penghujan, ia menjelaskan, sampah-sampah dari permukiman dan area lain yang terbawa aliran air sungai masuk ke kawasan Pantai Kuta, bertebaran di area pantai sepanjang sekitar 15 km.
"Tahun 2020 ini sebenarnya sudah turun. Sekarang, mengawali tahun 2021, tumbuh lagi. Mudah-mudahan berikutnya terus berkurang. Harapan kita seperti itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Tiga alat berat dikerahkan untuk memudahkan pengangkutan sampah, yang selain plastik juga mencakup kayu-kayu dan bambu.
Asisten Teritorial Kepala Staf Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Made Mahaparta dalam acara bersih-bersih di Pantai Kuta mengatakan bahwa sampah yang memenuhi Pantai Kuta sebagian besar sampah plastik.
"Kita lihat di sini 70 persen adalah sampah plastik," katanya.
Baca juga: Prajurit TNI bersihkan kawasan Pantai Kuta
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung I Wayan Puja mengatakan bahwa penumpukan sampah di kawasan Pantai Kuta merupakan masalah tahunan.
"Sampah sudah mulai agak berkurang, terutama yang kayu-kayu besar. Kalau dulu kan ada, kalau sekarang cuma batang-batang kayu," katanya.
"Yang banyak sekarang ini bentuknya adalah sampah plastik. Berarti ini datang dari permukiman-permukiman yang sampahnya tidak dikelola," ia menambahkan.
Pada musim penghujan, ia menjelaskan, sampah-sampah dari permukiman dan area lain yang terbawa aliran air sungai masuk ke kawasan Pantai Kuta, bertebaran di area pantai sepanjang sekitar 15 km.
"Tahun 2020 ini sebenarnya sudah turun. Sekarang, mengawali tahun 2021, tumbuh lagi. Mudah-mudahan berikutnya terus berkurang. Harapan kita seperti itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021