Jemaat yang mengikuti ibadah Natal di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral, Keuskupan Denpasar, Bali, Jumat, terlihat jemaat secara keseluruhan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
Anggota jemaat masuk ke gereja melewati area yang dipasangi sekat untuk mencegah kerumunan jemaat yang hendak beribadah. Di pintu masuk gereja, ada petugas yang mengecek suhu tubuh anggota jemaat yang hendak masuk.
Di Gereja Katedral Denpasar, pengurus gereja menyiapkan 11 titik tempat mencuci tangan serta menyediakan area disinfeksi dan cairan pembersih tangan.
"Memang kami harus berbaris dulu, dicek suhu tubuh dan cuci tangan. Selain itu, di dalam untuk satu kursi hanya boleh untuk dua hingga tiga orang," kata Sipri, anggota jemaat di gereja tersebut.
Baca juga: Gereja Katedral Bali tiadakan kemeriahan pohon natal
Pria kelahiran Nusa Tenggara Timur yang sudah enam tahun tinggal di Bali itu bersyukur bisa kembali beribadah di dalam gereja. Penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan di gereja, menurut dia, membuat jemaat bisa beribadah dengan aman.
Guna meminimalkan risiko penularan COVID-19, pengurus gereja membatasi jumlah orang yang mengikuti kegiatan ibadah dalam setiap sesi.
"Meskipun kapasitas gereja untuk 2.500 orang, tetapi untuk ibadah Natal dibatasi hanya 500 orang dan dengan protokol kesehatan yang super ketat," kata Pastor Paroki Gereja Katedral Denpasar RD Herman Yoseph Babev.
"Kursi yang biasanya diisi delapan orang, sekarang hanya boleh diisi tiga sampai empat orang," ia menambahkan.
Baca juga: Gereja Katedral Denpasar batasi jemaat ibadah Natal
Pada Jumat, Gereja Katedral Denpasar melaksanakan misa Natal pada pukul 06.30, pukul 09.30, pukul 15.00, pukul 18.00, dan pukul 21.00 Wita. Warga yang tidak bisa beribadah di gereja bisa mengikuti misa via daring.
Teresia termasuk di antara anggota jemaat gereja yang memilih mengikuti ibadah via daring. Ia mengatakan bahwa mengikuti prosesi ibadah melalui siaran langsung via YouTube tidak mengurangi kekhusyukan dalam beribadah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Anggota jemaat masuk ke gereja melewati area yang dipasangi sekat untuk mencegah kerumunan jemaat yang hendak beribadah. Di pintu masuk gereja, ada petugas yang mengecek suhu tubuh anggota jemaat yang hendak masuk.
Di Gereja Katedral Denpasar, pengurus gereja menyiapkan 11 titik tempat mencuci tangan serta menyediakan area disinfeksi dan cairan pembersih tangan.
"Memang kami harus berbaris dulu, dicek suhu tubuh dan cuci tangan. Selain itu, di dalam untuk satu kursi hanya boleh untuk dua hingga tiga orang," kata Sipri, anggota jemaat di gereja tersebut.
Baca juga: Gereja Katedral Bali tiadakan kemeriahan pohon natal
Pria kelahiran Nusa Tenggara Timur yang sudah enam tahun tinggal di Bali itu bersyukur bisa kembali beribadah di dalam gereja. Penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan di gereja, menurut dia, membuat jemaat bisa beribadah dengan aman.
Guna meminimalkan risiko penularan COVID-19, pengurus gereja membatasi jumlah orang yang mengikuti kegiatan ibadah dalam setiap sesi.
"Meskipun kapasitas gereja untuk 2.500 orang, tetapi untuk ibadah Natal dibatasi hanya 500 orang dan dengan protokol kesehatan yang super ketat," kata Pastor Paroki Gereja Katedral Denpasar RD Herman Yoseph Babev.
"Kursi yang biasanya diisi delapan orang, sekarang hanya boleh diisi tiga sampai empat orang," ia menambahkan.
Baca juga: Gereja Katedral Denpasar batasi jemaat ibadah Natal
Pada Jumat, Gereja Katedral Denpasar melaksanakan misa Natal pada pukul 06.30, pukul 09.30, pukul 15.00, pukul 18.00, dan pukul 21.00 Wita. Warga yang tidak bisa beribadah di gereja bisa mengikuti misa via daring.
Teresia termasuk di antara anggota jemaat gereja yang memilih mengikuti ibadah via daring. Ia mengatakan bahwa mengikuti prosesi ibadah melalui siaran langsung via YouTube tidak mengurangi kekhusyukan dalam beribadah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020