Yayasan Anxiety Care Indonesia bersama Bali Stand Up Paddle Community yang didukung Desa Adat Kelan, Kabupaten Badung, menyelenggarakan kegiatan bertajuk 'Stand Up for Bali' sebagai upaya mendukung pemulihan sektor pariwisata Pulau Dewata yang terdampak pandemi COVID-19.
"Kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya untuk mendukung pemulihan pariwisata Bali yang terpukul akibat COVID-19 sekaligus untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani pada masa pandemi," ujar Ketua Yayasan Anxiety Care Indonesia Gede Eka Sandi Asmadi di Pantai Kelan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 30 orang peserta mengikuti kegiatan Fun Paddle dengan memacu kecepatan di atas papan Stand Up Paddle dengan rute perairan sepanjang4 kilometer di kawasan Pantai Kelan dan Jimbaran.
"Peserta kegiatan yang tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia seperti komunitas Stand Up Paddle Indonesia (SUP ID) Jakarta dan juga ekspatriat yang tinggal di Bali," katanya.
Baca juga: DED penataan Pantai Samigita Badung capai 75 persen
Gede Eka Sandi Asmadi menjelaskan, pandemi COVID-19 mengakibatkan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat Bali. Hal itu terjadi karena sebagian masyarakat di Pulau Dewata selama ini telah menggantungkan hidupnya terhadap sektor pariwisata.
Dari sisi kesehatan mental, menurutnya pandemi juga berdampak besar pada penurunan kualitas kesehatan mental masyarakat.
Pada bulan Mei 2020, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa mencatat terdapat 1.522 orang yang tercatat mengalami gangguan kesehatan mental akibat pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, 60 persen mengalami kecemasan dan 66 persen mengalami depresi.
"Berdasarkan dua hal itu, kami berupaya membantu mendorong kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke Bali dan menjaga kesehatan mental melalui kegiatan yang mengangkat tema Keep Healthy Your Body and Soul," ini ungkap Gede Eka Sandi Asmadi.
Baca juga: Kemenparekraf revitalisasi infrastruktur Pantai Kuta
Melalui kegiatan 'Stand Up for Bali' tersebut, pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa dengan berolahraga secara rutin dan menjaga pola makan yang sehat dapat membentuk imunitas tubuh sehingga dapat meminimalisir potensi tertular penyakit.
Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap sektor pariwisata Bali dengan menunjukkan bahwa Pulau Dewata siap dalam menyambut kebangkitan pariwisata dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan.
"Kami mengampanyekan bahwa Bali ini aman dan nyaman untuk dikunjungi. Para peserta kegiatan ini juga kami minta untuk mengunggah aktivitasnya saat mengikuti Stand Up for Bali ke media sosial masing-masing sebagai upaya promosi pariwisata," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya untuk mendukung pemulihan pariwisata Bali yang terpukul akibat COVID-19 sekaligus untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani pada masa pandemi," ujar Ketua Yayasan Anxiety Care Indonesia Gede Eka Sandi Asmadi di Pantai Kelan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 30 orang peserta mengikuti kegiatan Fun Paddle dengan memacu kecepatan di atas papan Stand Up Paddle dengan rute perairan sepanjang4 kilometer di kawasan Pantai Kelan dan Jimbaran.
"Peserta kegiatan yang tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia seperti komunitas Stand Up Paddle Indonesia (SUP ID) Jakarta dan juga ekspatriat yang tinggal di Bali," katanya.
Baca juga: DED penataan Pantai Samigita Badung capai 75 persen
Gede Eka Sandi Asmadi menjelaskan, pandemi COVID-19 mengakibatkan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat Bali. Hal itu terjadi karena sebagian masyarakat di Pulau Dewata selama ini telah menggantungkan hidupnya terhadap sektor pariwisata.
Dari sisi kesehatan mental, menurutnya pandemi juga berdampak besar pada penurunan kualitas kesehatan mental masyarakat.
Pada bulan Mei 2020, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa mencatat terdapat 1.522 orang yang tercatat mengalami gangguan kesehatan mental akibat pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, 60 persen mengalami kecemasan dan 66 persen mengalami depresi.
"Berdasarkan dua hal itu, kami berupaya membantu mendorong kepercayaan diri masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata ke Bali dan menjaga kesehatan mental melalui kegiatan yang mengangkat tema Keep Healthy Your Body and Soul," ini ungkap Gede Eka Sandi Asmadi.
Baca juga: Kemenparekraf revitalisasi infrastruktur Pantai Kuta
Melalui kegiatan 'Stand Up for Bali' tersebut, pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa dengan berolahraga secara rutin dan menjaga pola makan yang sehat dapat membentuk imunitas tubuh sehingga dapat meminimalisir potensi tertular penyakit.
Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap sektor pariwisata Bali dengan menunjukkan bahwa Pulau Dewata siap dalam menyambut kebangkitan pariwisata dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan.
"Kami mengampanyekan bahwa Bali ini aman dan nyaman untuk dikunjungi. Para peserta kegiatan ini juga kami minta untuk mengunggah aktivitasnya saat mengikuti Stand Up for Bali ke media sosial masing-masing sebagai upaya promosi pariwisata," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020