Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Agus P. Proklamasi mengatakan, remaja memiliki peran penting dalam menekan penyebaran kasus HIV/AIDS, melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Masyarakat kenal BKKBN hanya sebatas KB, padahal di situ ada PUP yang sasarannya adalah remaja sebagai awal pembentukan keluarga berkualitas, melalui program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja," kata Agus P. Proklamasi dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, program KB bukan hanya sekadar urusan kontrasepsi maupun jumlah anak saja, tetapi lebih luas menyangkut Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Selain itu, program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dapat disosialisasikan melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) oleh para Forum GenRe di seluruh kabupaten/kota. Melalui PIK-R dapat menyebarluaskan informasi terkait triad kesehatan reproduksi remaja (KRR), di antaranya katakan tidak pada pernikahan dini, seks pranikah dan narkoba.
Baca juga: BKKBN: Program Generasi Berencana hindari seks pranikah
Baca juga: BKKBN: Program Generasi Berencana hindari seks pranikah
“Kalau tiga perilaku berisiko ini dapat dihindari oleh para remaja, maka kemungkinan besar kasus HIV/AIDS dapat ditekan. Jadi saya imbau kepada para remaja melalui Forum GenRe dapat mensosialisasikan secara masif baik dengan turun ke lapangan secara langsung maupun melalui media online," kata Agus.
Dalam kegiatan Promosi GenRe sekaligus memperingati Hari AIDS sedunia di Denpasar, Bali, Perwakilan dari KPPAD Bali dr. Made Oka Negara mengatakan masa pandemi COVID-19 ini, kasus HIV AIDS di Bali terus saja mengalami peningkatan.
Menurut data dari Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 29 Mei 2020, tentang Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2020, jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS dari tahun 1987 sampai Maret 2020 di wilayah Provinsi Bali adalah 30.340 yang terdiri dari 22.000 HIV dan 8.340 AIDS.
Ia mengatakan jumlah ini menempatkan Bali di peringkat ke-6 dalam jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS secara nasional.
"Dalam kasus HIV/AIDS di Bali ini ternyata terus meningkat, hal ini tidak sesuai dengan harapan kita, di mana dengan adanya pandemi sebagian besar masyarakat diam di rumah akan mengurangi resiko, namun faktanya tidak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian orang masih melakukan perilaku berisiko pada masa pandemi ini,” jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020