Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) terus melanjutkan program "Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara" dengan menggelar lomba pembuatan website berkonten aksara Lontara.
“Rangkaian program Merajut Indonesia melalui digitalisasi aksara nusantara telah bergeser ke Sulawesi, saatnya masyarakat Bugis dan sekitarnya ikut andil dalam pelestarian aksara daerahnya melalui internet,” kata Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo dalam pernyataan pers, Selasa.
Yudho berharap agar kegiatan lomba tersebut bisa mendapatkan antusias tinggi dari masyarakat agar bisa menjadi pembuktian kepada ICANN (The Internet Corporation for Assigned Names and Number) bahwa aksara Lontara masih banyak dipergunakan hingga saat ini.
“Semoga banyak peserta yang ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut, sehingga dari konten website yang masuk bisa menjadi bukti bahwa aksara lontara masih banyak penuturnya, dan ini menjadi hal penting agar bisa memudahkan proses pendaftaran ke ICANN untuk bisa didigitalisasikan ke internet,” tambah Yudho.
Baca juga: PANDI umumkan pemenang lomba laman berkonten aksara Jawa
Baca juga: Indonesia daftarkan domain aksara Jawa ke ICANN
Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara (YALN) Nurhayati Rahman mengatakan lomba pembuatan website berkonten aksara lontara menjadi momentum penting dalam menyelamatkan warisan bangsa dari kepunahan.
"Ikut dan berpartisipasi dalam lomba website ini, berarti ikut menyelamatkan warisan literasi kita," katanya.
Sementara Dewan Pembina YALN Nirwan Ahmad Arsuka mengatakan bahwa lomba ini merupakan momen penting untuk membuka portal yang menghubungkan masa kini dengan masa silam Nusantara, khususnya masyarakat pemakai aksara lontara yang terbukti mampu menghasilkan kaya akan khazanah, antara lain mengandung epik La Galigo yang merupakan wiracarita terpanjang di dunia.
"Kegiatan ini juga menghubungkan masa silam dan masa kini dengan masa depan yang penuh kemungkinan kreatif, di mana masyarakat yang punya akar sejarah, budaya dan literasi yang kuat akan punya peluang yang lebih besar untuk aktif membentuk kenyataan masa depan tersebut," ujar Nirwan Ahmad.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Wakil Dewan Pembina YALN Andi Alifian Mallarangeng yang mengatakan bahwa program Merajut Indonesia yang diusung PANDI bisa menggairahkan kembali dan membuktikan kepada dunia bahwa aksara nusantara dan budaya pendukungnya tetap hidup hingga saat ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
“Rangkaian program Merajut Indonesia melalui digitalisasi aksara nusantara telah bergeser ke Sulawesi, saatnya masyarakat Bugis dan sekitarnya ikut andil dalam pelestarian aksara daerahnya melalui internet,” kata Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo dalam pernyataan pers, Selasa.
Yudho berharap agar kegiatan lomba tersebut bisa mendapatkan antusias tinggi dari masyarakat agar bisa menjadi pembuktian kepada ICANN (The Internet Corporation for Assigned Names and Number) bahwa aksara Lontara masih banyak dipergunakan hingga saat ini.
“Semoga banyak peserta yang ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut, sehingga dari konten website yang masuk bisa menjadi bukti bahwa aksara lontara masih banyak penuturnya, dan ini menjadi hal penting agar bisa memudahkan proses pendaftaran ke ICANN untuk bisa didigitalisasikan ke internet,” tambah Yudho.
Baca juga: PANDI umumkan pemenang lomba laman berkonten aksara Jawa
Baca juga: Indonesia daftarkan domain aksara Jawa ke ICANN
Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara (YALN) Nurhayati Rahman mengatakan lomba pembuatan website berkonten aksara lontara menjadi momentum penting dalam menyelamatkan warisan bangsa dari kepunahan.
"Ikut dan berpartisipasi dalam lomba website ini, berarti ikut menyelamatkan warisan literasi kita," katanya.
Sementara Dewan Pembina YALN Nirwan Ahmad Arsuka mengatakan bahwa lomba ini merupakan momen penting untuk membuka portal yang menghubungkan masa kini dengan masa silam Nusantara, khususnya masyarakat pemakai aksara lontara yang terbukti mampu menghasilkan kaya akan khazanah, antara lain mengandung epik La Galigo yang merupakan wiracarita terpanjang di dunia.
"Kegiatan ini juga menghubungkan masa silam dan masa kini dengan masa depan yang penuh kemungkinan kreatif, di mana masyarakat yang punya akar sejarah, budaya dan literasi yang kuat akan punya peluang yang lebih besar untuk aktif membentuk kenyataan masa depan tersebut," ujar Nirwan Ahmad.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Wakil Dewan Pembina YALN Andi Alifian Mallarangeng yang mengatakan bahwa program Merajut Indonesia yang diusung PANDI bisa menggairahkan kembali dan membuktikan kepada dunia bahwa aksara nusantara dan budaya pendukungnya tetap hidup hingga saat ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020