Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Usaha Wisata Tirta (Gahawisri) Bali akan bersurat ke pemerintah pusat, karena kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak akibat tidak tersediannya stasiun pengisian bahan bakar khusus di lokasi objek wisata tirta.

Ketua Gahawisri Bali Yos WK Amerta di Denpasar, Rabu mengatakan, persoalan BBM telah menghantui keberadaan jasa wisata di Pulau Dewata yang telah berkembang sejak sekitar 20 tahun lalu itu.

Menurut dia, para pengusaha wisata tirta selama ini terpaksa "merebut" alokasi BBM untuk umum dengan membeli secara sembunyi-sembunyi di SPBU dengan harga subsidi.

"Selama ini kami kucing-kucingan dengan aparat. Ini kan tidak benar. Kami menjalankan usaha secara legal dan merupakan destinasi yang paling ramai dikunjungi wisatawan di Asia Tenggara," ujar Yos.

Dikatakan, saat ini baru satu destinasi wisata tirta yang sudah memiliki stasiun pengisian bahan bakar secara khusus, yakni di Benoa. Sedangkan sejumlah destinasi wisata tirta lainnya belum tersedia.

Surat Gahawisri akan ditujukan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian ESDM untuk minta agar pemerintah menyediakan sarana pembelian BBM. "Kami, dari kalangan pengusaha wisata bahari, merasa selama ini tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah," tambahnya.(I020/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012