Denpasar (Antara Bali) - Ketua Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah mengatakan, museum yang menampilkan berbagai koleksi satwa liar diawetkan akan dibangun di Bali.
"Di museum itu nanti dilengkapi mulai dari satwa terkecil yang harus dilihat dengan kaca pembesar, semut kecil, nyamuk kecil, kumbang hingga badak akan ditampilkan secara utuh satu badan seperti dia hidup. Asal binatangnya nanti dari seluruh dunia, tidak hanya dari Indonesia," katanya di Denpasar, Selasa.
Nantinya dengan ada museum tersebut, ucap dia, menjadi museum kedua miliknya di Indonesia yang menampilkan koleksi satwa liar yang diawetkan.
Sebelumnya ia telah membangun museum serupa "Rahmat International Wildlife Museum & Gallery" di Sumater Utara yang dikatakannya merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia Tenggara dengan koleksi lebih dari 1.000 satwa liar dari berbagai negara.
"Alasan saya memilih tempatnya di Bali karena turisnya banyak dan berbagai lembaga konservasi milik saya juga ada di sini, ada taman burung, taman gajah, taman kupu-kupu, dan sebagainya yang sudah saya bangun lebih dahulu. Saya rasa lembaga konservasi tersebut pantas didukung dengan adanya museum," ujarnya yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu.
Ketika ditanya lokasi persis dimana museum tersebut akan dibangun, ia belum dapat menentukannya sekarang karena sedang dalam proses pemilihan tempat yang sesuai.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Di museum itu nanti dilengkapi mulai dari satwa terkecil yang harus dilihat dengan kaca pembesar, semut kecil, nyamuk kecil, kumbang hingga badak akan ditampilkan secara utuh satu badan seperti dia hidup. Asal binatangnya nanti dari seluruh dunia, tidak hanya dari Indonesia," katanya di Denpasar, Selasa.
Nantinya dengan ada museum tersebut, ucap dia, menjadi museum kedua miliknya di Indonesia yang menampilkan koleksi satwa liar yang diawetkan.
Sebelumnya ia telah membangun museum serupa "Rahmat International Wildlife Museum & Gallery" di Sumater Utara yang dikatakannya merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia Tenggara dengan koleksi lebih dari 1.000 satwa liar dari berbagai negara.
"Alasan saya memilih tempatnya di Bali karena turisnya banyak dan berbagai lembaga konservasi milik saya juga ada di sini, ada taman burung, taman gajah, taman kupu-kupu, dan sebagainya yang sudah saya bangun lebih dahulu. Saya rasa lembaga konservasi tersebut pantas didukung dengan adanya museum," ujarnya yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu.
Ketika ditanya lokasi persis dimana museum tersebut akan dibangun, ia belum dapat menentukannya sekarang karena sedang dalam proses pemilihan tempat yang sesuai.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012