Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengajak masyarakat di Pulau Dewata untuk menghargai pengorbanan tenaga medis dan rekan-rekan instansi lainnya yang telah berjuang dalam menangani COVID-19.
"Beri mereka semangat karena selama ini para dokter dan perawat sudah bekerja dengan baik tanpa memperhitungkan dirinya," kata Dewa Indra yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali itu dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56, di Denpasar, Sabtu.
Pihaknya memberikan apresiasi terhadap kinerja tenaga medis dalam perjuangan menangani pasien positif COVID-19 yang mewabah sejak bulan Maret 2020.
Menurut dia, apabila sistem penanganan COVID-19 kita baik kepada masyarakat, maka secara otomatis Bali dengan tenaga medis yang andal dan tulus dalam menjalankan profesinya itu akan mampu membangkitkan kepercayaan dunia.
Secara umum, lanjut Dewa Indra, penanganan COVID-19 di Bali termasuk yang terbaik di Indonesia dengan tingkat kesembuhan pasien mencapai 91,83 persen dan persentase kematian 3,21 persen.
Baca juga: Gubernur: Bali telah berikan insentif untuk tenaga medis dan nonmedis
Meskipun begitu, tenaga medis harus tetap semangat dan menjaga kekuatan imun tubuhnya agar tetap fit menjalani tugas dan tanggung jawab profesinya.
"Tenaga kesehatan jangan sampai sakit, karena jika sampai sakit berarti kepercayaan masyarakat juga akan semakin menurun terhadap penanganan COVID-19," katanya.
Dewa Indra menambahkan, tenaga medis bisa ditempatkan di garda mana saja, sesuai fungsi dan tugasnya, dari hulu hingga hilir.
"Jika mereka sedang menjalankan profesinya saat melakukan pelacakan, melakukan tes, edukasi dan sosialisasi maka tenaga medis itu sedang berada di garda terdepan," katanya.
Kemudian ketika mereka sedang menjalankan tugasnya dalam penanganan pasien COVID-19 saat di karantina dan merawat pasien, maka tenaga medis sedang berada di garda tengah. Namun jika mereka sedang menjalankan perawatan bagi pasien COVID-19 di rumah sakit, maka mereka sedang berada di garda belakang.
"Selama hampir sembilan bulan itu tenaga medis, baik dokter dan juga perawat sudah berkontribusi sangat besar dalam penanganan COVID-19, beberapa indikator yang terlihat jelas adalah tingkat kesembuhan pasien COVID-19 yang baik, tingkat kesehatan yang terinfeksi masih tergolong kecil dan karantina yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang aman dengan penerapan protokol kesehatan disiplin," ujarnya.
Baca juga: 22 orang tenaga medis yang gugur karena COVID-19 terima bintang jasa
Sesuai data BPS, Bali yang 54 persennya hidup dari pariwisata, pada triwulan ketiga mengalami kontraksi ekonomi mencapai (-12,28 persen) akibat pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih mewabah di seluruh dunia.
"Pemulihan ekonomi saat ini tergantung dari tingkat kesembuhan dan penanganan COVID-19 yang kita lakukan, jika penanganan yang baik dengan kecakapan dan komitmen yang konsisten maka potensi kepercayaan dunia terhadap Bali diyakini akan segera pulih.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menambahkan agar masyarakat Bali turut serta menciptakan lingkungan yang sehat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga ruang untuk penularan dan penyebaran COVID-19 dengan klaster baru dapat dicegah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Beri mereka semangat karena selama ini para dokter dan perawat sudah bekerja dengan baik tanpa memperhitungkan dirinya," kata Dewa Indra yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali itu dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56, di Denpasar, Sabtu.
Pihaknya memberikan apresiasi terhadap kinerja tenaga medis dalam perjuangan menangani pasien positif COVID-19 yang mewabah sejak bulan Maret 2020.
Menurut dia, apabila sistem penanganan COVID-19 kita baik kepada masyarakat, maka secara otomatis Bali dengan tenaga medis yang andal dan tulus dalam menjalankan profesinya itu akan mampu membangkitkan kepercayaan dunia.
Secara umum, lanjut Dewa Indra, penanganan COVID-19 di Bali termasuk yang terbaik di Indonesia dengan tingkat kesembuhan pasien mencapai 91,83 persen dan persentase kematian 3,21 persen.
Baca juga: Gubernur: Bali telah berikan insentif untuk tenaga medis dan nonmedis
Meskipun begitu, tenaga medis harus tetap semangat dan menjaga kekuatan imun tubuhnya agar tetap fit menjalani tugas dan tanggung jawab profesinya.
"Tenaga kesehatan jangan sampai sakit, karena jika sampai sakit berarti kepercayaan masyarakat juga akan semakin menurun terhadap penanganan COVID-19," katanya.
Dewa Indra menambahkan, tenaga medis bisa ditempatkan di garda mana saja, sesuai fungsi dan tugasnya, dari hulu hingga hilir.
"Jika mereka sedang menjalankan profesinya saat melakukan pelacakan, melakukan tes, edukasi dan sosialisasi maka tenaga medis itu sedang berada di garda terdepan," katanya.
Kemudian ketika mereka sedang menjalankan tugasnya dalam penanganan pasien COVID-19 saat di karantina dan merawat pasien, maka tenaga medis sedang berada di garda tengah. Namun jika mereka sedang menjalankan perawatan bagi pasien COVID-19 di rumah sakit, maka mereka sedang berada di garda belakang.
"Selama hampir sembilan bulan itu tenaga medis, baik dokter dan juga perawat sudah berkontribusi sangat besar dalam penanganan COVID-19, beberapa indikator yang terlihat jelas adalah tingkat kesembuhan pasien COVID-19 yang baik, tingkat kesehatan yang terinfeksi masih tergolong kecil dan karantina yang dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang aman dengan penerapan protokol kesehatan disiplin," ujarnya.
Baca juga: 22 orang tenaga medis yang gugur karena COVID-19 terima bintang jasa
Sesuai data BPS, Bali yang 54 persennya hidup dari pariwisata, pada triwulan ketiga mengalami kontraksi ekonomi mencapai (-12,28 persen) akibat pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih mewabah di seluruh dunia.
"Pemulihan ekonomi saat ini tergantung dari tingkat kesembuhan dan penanganan COVID-19 yang kita lakukan, jika penanganan yang baik dengan kecakapan dan komitmen yang konsisten maka potensi kepercayaan dunia terhadap Bali diyakini akan segera pulih.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menambahkan agar masyarakat Bali turut serta menciptakan lingkungan yang sehat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga ruang untuk penularan dan penyebaran COVID-19 dengan klaster baru dapat dicegah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020