Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mencatat hingga 6 November 2020, jumlah merchant di provinsi setempat yang sudah menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebanyak 152.377 unit.
"Jumlah merchant sebanyak 152.377 ini meningkat sekitar 499 persen bila dibandingkan dengan data akhir tahun 2019," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Kamis.
Menurut Trisno, dengan adanya pandemi COVID-19, momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan.
Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antarmanusia yang mengedepankan faktor cleanliness (kebersihan), healthy (kesehatan) and safety (keamanan), justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas.
BI sendiri, lanjut dia, telah merespons digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus 2019 dengan meluncurkan QRIS dan kini mendapat penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020.
Khusus untuk Bali, ekspansi jumlah merchant yang menerapkan digitalisasi QRS tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis QRIS di masyarakat dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu transaksi dengan nominal mencapai Rp11,93 miliar pada akhir Agustus 2020 dan sebanyak 70 persen berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah.
"Saat ini, Bali menjadi provinsi dengan jumlah merchant terbesar kedelapan di Indonesia. Hal ini saya yakini akan terus meningkat terutama dalam tatanan hidup era baru saat ini," ujarnya.
Baca juga: BI Bali: implementasi QRIS sejalan dengan prinsip protokol kesehatan
Trisno menambahkan, Bali menjadi provinsi yang paling terdampak dengan adanya COVID-19 ini. Selama tiga triwulan berturut-turut pada tahun 2020, perekonomian Bali terus mengalami kontraksi.
Bahkan tercatat pada triwulan III-2020, perekonomian Bali terkontraksi hingga -12,28 persen (yoy) akibat turunnya kinerja pariwisata.
"Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengembalikan kinerja perekonomian kembali dengan mendorong mobilitas konsumsi masyarakat melalui inovasi-inovasi berbasis digital terutama bagi UMKM dan pengusaha muda yang menjadi penopang ekonomi di era normal baru," katanya.
Di samping itu, ujar Trisno, turunnya pengunjung wisatawan di wilayah Bali berdampak signifikan terhadap penurunan penjualan seluruh usaha UMKM di Bali.
"Karena itu, harus dilakukan adalah pengenalan pemasaran digital dan strategi apa yang harus dilakukan dalam melakukan pemasaran digital agar dapat bertahan di tengah badai pandemi saat ini. Dalam hal ini, model bisnis QRIS yang menawarkan solusi 'offline to online' diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas pemasaran UMKM di Bali," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Jumlah merchant sebanyak 152.377 ini meningkat sekitar 499 persen bila dibandingkan dengan data akhir tahun 2019," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Kamis.
Menurut Trisno, dengan adanya pandemi COVID-19, momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan.
Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antarmanusia yang mengedepankan faktor cleanliness (kebersihan), healthy (kesehatan) and safety (keamanan), justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas.
BI sendiri, lanjut dia, telah merespons digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus 2019 dengan meluncurkan QRIS dan kini mendapat penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020.
Khusus untuk Bali, ekspansi jumlah merchant yang menerapkan digitalisasi QRS tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis QRIS di masyarakat dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu transaksi dengan nominal mencapai Rp11,93 miliar pada akhir Agustus 2020 dan sebanyak 70 persen berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah.
"Saat ini, Bali menjadi provinsi dengan jumlah merchant terbesar kedelapan di Indonesia. Hal ini saya yakini akan terus meningkat terutama dalam tatanan hidup era baru saat ini," ujarnya.
Baca juga: BI Bali: implementasi QRIS sejalan dengan prinsip protokol kesehatan
Trisno menambahkan, Bali menjadi provinsi yang paling terdampak dengan adanya COVID-19 ini. Selama tiga triwulan berturut-turut pada tahun 2020, perekonomian Bali terus mengalami kontraksi.
Bahkan tercatat pada triwulan III-2020, perekonomian Bali terkontraksi hingga -12,28 persen (yoy) akibat turunnya kinerja pariwisata.
"Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengembalikan kinerja perekonomian kembali dengan mendorong mobilitas konsumsi masyarakat melalui inovasi-inovasi berbasis digital terutama bagi UMKM dan pengusaha muda yang menjadi penopang ekonomi di era normal baru," katanya.
Di samping itu, ujar Trisno, turunnya pengunjung wisatawan di wilayah Bali berdampak signifikan terhadap penurunan penjualan seluruh usaha UMKM di Bali.
"Karena itu, harus dilakukan adalah pengenalan pemasaran digital dan strategi apa yang harus dilakukan dalam melakukan pemasaran digital agar dapat bertahan di tengah badai pandemi saat ini. Dalam hal ini, model bisnis QRIS yang menawarkan solusi 'offline to online' diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas pemasaran UMKM di Bali," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020