Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster menginginkan ada ajang khusus di Pulau Dewata yang memamerkan berbagai jenis anggrek asli daerah setempat, sebagai upaya membangkitkan kearifan lokal.

"Telah cukup lama kita tertidur karena pandemi. Saatnya kita bangun dari tidur, menggeliat lagi. Ini merupakan salah satu kegiatan yang menandai kebangkitan, khususnya dalam budi daya anggrek dan tanaman hias," kata Putri Koster saat menghadiri Lomba Anggrek dan Bursa Tanaman Hias di Duta Orchid Garden, Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar, Jumat.

Menurut dia, pengembangan anggrek dan tanaman hias memiliki banyak manfaat positif. Selain sebagai media penyaluran hobi, kegiatan berkebun anggrek dan tanaman hias menjadi bagian penting dari upaya pelestarian lingkungan.

Baca juga: Dekranasda Bali gandeng BI angkat bunga kasna untuk sejahterakan petani

"Satu lagi yang tak kalah penting, prospek bisnisnya juga menjanjikan karena pariwisata butuh anggrek dan tanaman hias," ujar istri Gubernur Bali itu.

Mengingat peluang bisnisnya yang cukup menjanjikan, ia mengajak masyarakat meluangkan waktu berkunjung ke lokasi pameran. "Mari kita tumbuhkan kecintaan terhadap bunga anggrek dan tanaman hias. Setelah tumbuh kecintaan. Lama-lama akan menjadi peluang bisnis," ucapnya.

Dalam perbincangan dengan para penghobi anggrek, Putri Koster pun melontarkan gagasan pameran anggrek Bali. Dia menuturkan, semasa kecil mengenal beberapa jenis anggrek dengan nama-nama Bali seperti anggrek cicing dan anggrek toke.

"Saya ingin ada pameran khusus anggrek Bali, untuk membangkitkan kearifan lokal," ucapnya sembari berharap agar pengembangan anggrek dan tanaman hias di Bali bisa dikelola dari hulu hingga hilir. Dalam artian, penyediaan bibit hingga proses budi daya bisa dilakukan sepenuhnya di Bali.

Dalam kunjungannya ke area pameran, Putri Koster mengagumi seluruh anggrek yang dilombakan dan tanaman hias yang dipamerkan.

Dalam kesempatan itu, Putri Koster juga berkesempatan menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba anggrek kategori tertinggi "best of show".

Baca juga: Dekranasda Bali gandeng Unud ciptakan dupa dan parfum dari bunga Edelweis

Sementara itu, pemilik Duta Orchid Ni Wayan Srilaba mengatakan kegiatan ini digelar untuk menggairahkan kembali bisnis anggrek yang terpuruk di tengah pandemi COVID-19.

Srilaba menuturkan pandemi COVID-19 yang menghantam sektor pariwisata sangat berpengaruh pada bisnis anggrek. Tutupnya akomodasi pariwisata seperti hotel dan restoran membuat permintaan terhadap anggrek dan tanaman hias menurun hingga 80 persen.

Namun, ia tak ingin terus terpuruk dan mencoba melakukan upaya untuk menggairahkan kembali bisnis anggrek di Pulau Dewata. "Kami memfasilitasi petani anggrek agar mereka kembali bergairah," ujarnya sembari menyampaikan bahwa Duta Orchid saat ini mengoleksi 300 jenis anggrek dan 20 persen diantaranya merupakan spesies lokal Bali.

Ketua Dewan Juri Lomba Anggrek Ramadani Prasetya menambahkan lomba anggrek secara umum dibagi dalam dua kelas besar, yaitu hibrida dan spesies alami. Jika dibagi lagi secara lebih spesifik, kelas lomba bisa mencapai 50 hingga 60 kelas.

"Karena situasi pandemi, kami tak bisa melombakan banyak kelas. Kali ini hanya enam kelas yang dilombakan, pesertanya juga hanya dari daerah Bali," ucapnya.

Lomba tersebut, sekaligus untuk menggairahkan kembali Perhimpunan Anggrek Cabang Bali yang mati suri di tengah pandemi. Ia yang kebetulan duduk di kepengurusan pusat mencari cara agar pencinta anggrek di Bali kembali bergairah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng pencinta tanaman hias yang saat ini sedang berkembang.



Lomba anggrek yang memperebutkan hadiah total sebesar Rp 3.000.000 dirangkaikan dengan kegiatan lokakarya yang berlangsung pada 31 Oktober 2020 dan lelang anggrek pada 1 November 2020. Masyarakat yang ingin memanjakan mata melihat keindahan anggrek dan tanaman hias bisa mengunjungi Duta Orchid.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020