Bandung (Antara Bali) - Memperingati 57 tahun Konferensi Asia Afrika, Museum KAA di Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika Bandung menggelar rangkaian kegiatan selama sepekan penuh pada 18-24 April 2012, termasuk peluncuran buku biografi Ali Sastroamidjojo dan audiobook Roeslan Abdulgani.
Menurut informasi dari Bagian Humas Museum KAA di Bandung, Rabu, peringatan bertema "Celebrating Together in Peace" dimulai dengan pengibaran bendera 106 negara Asia Afrika serta pameran batik Asia Afrika dan kerajinan tangan dari Provinsi Jawa Barat.
Pameran yang menampilkan sejarah perkembangan kain batik di Asia Afrika dan berbagai produk variannya itu berlangsung sepekan antara pukul 09.00-17.00 WIB kecuali pada Jumat 20 April 2012.
Selain itu, juga dipamerkan berbagai jenis wayang tradisional berasal dari Jawa Barat, seperti wayang bambu asal Bogor, wayang golek dari daratan Priangan, wayang pakpak dari Cirebon, dan wayang kulit.
Rangkaian kegiatan KAA juga menggelar acara bincang-bincang kaum muda, menampilkan mahasiswa mancanegara sebagai nara sumber, di antaranya Merel Hoogetorn dari Belanda membawakan tema pembangunan milenium emas (MDG) dan Musa Muganda asal Uganda yang akan berbicara tentang kondisi negaranya.
Kemudian pemutaran dan diskusi film, dengan narasumber Ariani Darmawan, Ronny P Tjandra dan Remy Sylado serta diskusi dengan saksi sejarah KAA 1955, yaitu Joop Ave, Wiesber Loeis, Jackson Leung, dan Demin Shen, dilanjutkan peluncuran buku.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Menurut informasi dari Bagian Humas Museum KAA di Bandung, Rabu, peringatan bertema "Celebrating Together in Peace" dimulai dengan pengibaran bendera 106 negara Asia Afrika serta pameran batik Asia Afrika dan kerajinan tangan dari Provinsi Jawa Barat.
Pameran yang menampilkan sejarah perkembangan kain batik di Asia Afrika dan berbagai produk variannya itu berlangsung sepekan antara pukul 09.00-17.00 WIB kecuali pada Jumat 20 April 2012.
Selain itu, juga dipamerkan berbagai jenis wayang tradisional berasal dari Jawa Barat, seperti wayang bambu asal Bogor, wayang golek dari daratan Priangan, wayang pakpak dari Cirebon, dan wayang kulit.
Rangkaian kegiatan KAA juga menggelar acara bincang-bincang kaum muda, menampilkan mahasiswa mancanegara sebagai nara sumber, di antaranya Merel Hoogetorn dari Belanda membawakan tema pembangunan milenium emas (MDG) dan Musa Muganda asal Uganda yang akan berbicara tentang kondisi negaranya.
Kemudian pemutaran dan diskusi film, dengan narasumber Ariani Darmawan, Ronny P Tjandra dan Remy Sylado serta diskusi dengan saksi sejarah KAA 1955, yaitu Joop Ave, Wiesber Loeis, Jackson Leung, dan Demin Shen, dilanjutkan peluncuran buku.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012