Sebanyak 13 warga terjaring dalam operasi yustisi gabungan yang melibatkan unsur TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bangli, Bali, yang dilaksanakan di Pasar Singa Mandawa, Kintamani, Bangli dengan dikenai teguran simpatik.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Operasi yustisi gabungan yang dilakukan hampir selama 2 jam tersebut berhasil menjaring 13 warga. Delapan di antaranya salah penggunaan masker dan lima orang tanpa masker. Sanksi yang diberikan berupa tindakan disiplin dan teguran simpatik," kata Danramil 1626-04/Kintamani Kapten Chb I Komang Gita, saat dikonfirmasi di Bangli, Senin.
Ia menjelaskan bahwa delapan orang yang salah menggunakan masker tersebut mendapat teguran lisan, sementara lima orang yang tanpa masker mendapatkan teguran dan tercatat oleh Satpol PP.
Operasi yustisi ini menyasar kegiatan pendisiplinan meliputi sasaran fisik untuk tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan masker, rajin cuci tangan dan menjaga jarak dalam kegiatan sehari-hari.
Baca juga: 14 warga di Kabupaten Bangli terjaring operasi yustisi 2020
Baca juga: 14 warga di Kabupaten Bangli terjaring operasi yustisi 2020
Sementara sasaran nonfisik yaitu terwujudnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19 serta memahami Peraturan Gubernur Bali Nomor 46 Tahun 2020 dan Peraturan Bupati Bangli Nomor 39 Tahun 2020.
"Kita berharap melalui operasi yustisi ini, masyarakat bisa semakin taat, patuh dan bertanggung jawab melaksanakan protokol kesehatan menghadapi pandemi COVID-19, yang semuanya demi kesehatan dan keselamatan bersama," jelasnya.
Operasi gabungan tersebut melibatkan 44 personel di antaranya 10 orang dari TNI, kemudian 10 orang dari Polri, Satpol PP ada 16 orang, Dinas Perhubungan menurunkan tujuh orang personel serta satu orang dari Staf Kecamatan Kintamani.
Sementara itu, sebelumnya pada (12/10) lalu di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, terjadi tanah longsor dan banjir hingga merobohkan tembok bangunan, tempat ibadah Pura dan di beberapa tempat ruas jalan tertutup material longsor sehingga tidak bisa dilewati.
Dandim 1626/Bangli Letkol Inf I Gde Putu Suwardana, mengatakan beberapa titik longsor terjadi akibat hujan lebat. Selain itu di daerah yang terjadi longsor kondisi tanahnya sangat labil sehingga pada musim hujan rawan akan tanah longsor.
Danramil mengimbau bagi penduduk yang tinggal dekat jurang, di atas tanah yang rawan longsor agar lebih waspada, ketika bepergian. Sebaiknya lebih mempertimbangkan faktor cuaca dan medan yang akan dilewati, mengingat Bangli medannya berbukit-bukit juga pohon banyak yang betusia tua mudah roboh.
"Bilamana terjadi bencana alam, kami bersama warga masyarakat dan instansi pemerintah turun bekerja bergotong-royong untuk menormalkan keadaan termasuk salah satunya membersihkan tempat wisata religius Tirta Sudamala sehingga kembali dapat berfungsi dengan baik," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020