Sleman (Antara Bali) - Sejumlah "shelter" atau hunian sementara bagi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini banyak yang difungsikan sebagai pondok wisata minat khusus.
"Selama ini memang banyak tamu atau wisatawan yang berkunjung ke 'shelter' di Dusun Gondang I itu, dan mereka banyak yang berminat untuk tinggal beberapa hari," kata Ketua Koperasi Syariah Kaliadem Sejahtera Sutarno, Minggu.
Menurut dia, para wisatawan atau tamu tersebut ada yang sengaja melakukan berbagai kegiatan di "shelter", atau ada pula yang hanya sekadar ingin merasakan tinggal bersama dengan warga korban Merapi.
"Kalau yang datang berombongan, sudah beberapa kali, seperti peserta 'workshop' organisasi atau lembaga siaga bencana se-Indonesia, kemudian siswa sekolah dari Jakarta, dan beberapa organisasi lainnya," katanya.
Ia mengatakan tamu perseorangan biasanya mereka merupakan wisatawan minat khusus yang ingin merasakan dan menikmati lokasi terdampak erupsi Merapi dan proses pemulihannya.
"Wisatawan ini ada yang menginap satu hari, namun adapula yang sampai satu minggu," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Selama ini memang banyak tamu atau wisatawan yang berkunjung ke 'shelter' di Dusun Gondang I itu, dan mereka banyak yang berminat untuk tinggal beberapa hari," kata Ketua Koperasi Syariah Kaliadem Sejahtera Sutarno, Minggu.
Menurut dia, para wisatawan atau tamu tersebut ada yang sengaja melakukan berbagai kegiatan di "shelter", atau ada pula yang hanya sekadar ingin merasakan tinggal bersama dengan warga korban Merapi.
"Kalau yang datang berombongan, sudah beberapa kali, seperti peserta 'workshop' organisasi atau lembaga siaga bencana se-Indonesia, kemudian siswa sekolah dari Jakarta, dan beberapa organisasi lainnya," katanya.
Ia mengatakan tamu perseorangan biasanya mereka merupakan wisatawan minat khusus yang ingin merasakan dan menikmati lokasi terdampak erupsi Merapi dan proses pemulihannya.
"Wisatawan ini ada yang menginap satu hari, namun adapula yang sampai satu minggu," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012