Denpasar (Antara Bali) - Kelompok bahan makanan di Bali mengalami inflasi sebesar 0,19 persen pada bulan Maret 2012 yang dipicu oleh indeks 165,59 persen atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 165,28 persen.

"Bahan makanan dibagi dalam 11 sub-kelompok, enam sub-kelompk di antaranya mengalami kenaikan indeks sehingga mengakibatkan terjadinya inflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, kelompok yang mengalami kenaikan indeks tersebut terdiri atas bumbu-bumbuan sebesar 11,52 persen, buah-buahan 8,08 persen, sayur mayur 2,77 persen, ikan yang diawetkan 1,93 persen, kacang-kacangan 0,04 persen, dan sub kelompok bahan makanan lainnya 0,14 persen.

Sementara kelompok lainnya mengalami deflasi yang meliputi padi-padian, umbi-umbian 3,37 persen, daging 3,04 persen, ikan segar 2,82 persen, telur, susu 1,13 persen, kelompok lemak dan minyak 0,12 persen.

Gede Suarsa menjelaskan bahwa cabai merah memberikan kontribusi inflasi terbesar 0,1300 persen. Disusul cabai rawit 0,1221 persen, pepaya 0,0690 persen, dan nangka muda 0,0297 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar meliputi beras 0,2373 persen, daging ayam ras 0,0601 persen, ikan jengki 0,0593 persen dan telur ayam ras 0,0287 perse.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012