Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa semua negara memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
“Di sinilah dituntut peran PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk memperkuat collective global leadership (kepemimpinan global kolektif),” kata Presiden yang disampaikan secara virtual dalam Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Rabu Waktu Indonesia Barat (WIB), atau Selasa waktu setempat.
Presiden mengatakan dunia membutuhkan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.
Presiden mengakui dalam hubungan antarnegara dalam dunia internasional, masing-masing negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
“Namun jangan lupa kita semua memiliki tanggung jawab untuk kontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan dunia,” ujar dia.
Baca juga: Di Sidang PBB, Presiden tegaskan perlunya kesetaraan akses vaksin COVID-19
Pada 75 tahun yang lalu, Presiden Jokowi mengatakan PBB dibentuk agar perang dunia II tidak terulang kembali dan agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Presiden menegaskan perang tidak akan menguntungkan siapapun.
"Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran, dan tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam," ujarnya.
Saat ini, Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang peran PBB.
"Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita akan sama. Belum," kata Presiden.
Baca juga: Di Sidang PBB, Presiden tegaskan dukung Palestina
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020