Dokter spesialis paru mengingatkan masyarakat patuh dan disiplin menggunakan masker saat berkegiatan guna mencegah atau meminimalkan persebaran COVID-19.
"Masker adalah sarana penyaring udara yang kita hirup agar tidak terkena percikan air liur ataupun beragam hal yang mengakibatkan kita tertular COVID-19, dan masih terlihat ada masyarakat yang belum patuh dalam menggunakan masker," ujar dr Pad Dilangga, Sp.P saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan dengan patuh menggunakan masker masyarakat dapat mencegah penularan COVID-19 hingga 80 persen.
"Kalau semua orang patuh menggunakan masker resiko penularan hanya sedikit, kita dapat mencegah hingga 80 persen, tapi kalau ditambah dengan menjaga jarak risiko penularan hanya 2 hingga 0 persen, sehingga masker ini penting sekali," katanya.
Menurutnya, masyarakat saat ini harus patuh menggunakan masker, dan jangan merasa sesak dan takut saat menggunakan masker sebab masker menjadi kebiasaan baru di tengah pandemi.
"Kalau masyarakat takut menghirup karbon dioksida saat menggunakan masker, tentu hal tersebut salah sebab, masker memiliki rongga dan pori-pori untuk mengeluarkan karbon dioksida dan menyaring oksigen yang kita hirup," ucapnya.
Ia menjelaskan, dalam penggunaan masker masyarakat juga perlu memperhatikan standar dan durasi pemakaian, guna bekerja maksimal dalam mencegah persebaran COVID-19.
"Kita harus melihat sudah berapa lama durasi menggunakan masker, sebab masker harus diganti setiap 4 jam sekali, lalu jangan menyentuh bagian luar masker dan upayakan menggunakan masker dengan benar, sebab saat ini kita harus peduli dengan kesehatan diri untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.
Berdasarkan pantauan di Kota Bandarlampung masih ditemukan masyarakat yang abai dalam menerapkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker saat berada di tempat publik salah satunya di kafe saat malam hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Masker adalah sarana penyaring udara yang kita hirup agar tidak terkena percikan air liur ataupun beragam hal yang mengakibatkan kita tertular COVID-19, dan masih terlihat ada masyarakat yang belum patuh dalam menggunakan masker," ujar dr Pad Dilangga, Sp.P saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan dengan patuh menggunakan masker masyarakat dapat mencegah penularan COVID-19 hingga 80 persen.
"Kalau semua orang patuh menggunakan masker resiko penularan hanya sedikit, kita dapat mencegah hingga 80 persen, tapi kalau ditambah dengan menjaga jarak risiko penularan hanya 2 hingga 0 persen, sehingga masker ini penting sekali," katanya.
Menurutnya, masyarakat saat ini harus patuh menggunakan masker, dan jangan merasa sesak dan takut saat menggunakan masker sebab masker menjadi kebiasaan baru di tengah pandemi.
"Kalau masyarakat takut menghirup karbon dioksida saat menggunakan masker, tentu hal tersebut salah sebab, masker memiliki rongga dan pori-pori untuk mengeluarkan karbon dioksida dan menyaring oksigen yang kita hirup," ucapnya.
Ia menjelaskan, dalam penggunaan masker masyarakat juga perlu memperhatikan standar dan durasi pemakaian, guna bekerja maksimal dalam mencegah persebaran COVID-19.
"Kita harus melihat sudah berapa lama durasi menggunakan masker, sebab masker harus diganti setiap 4 jam sekali, lalu jangan menyentuh bagian luar masker dan upayakan menggunakan masker dengan benar, sebab saat ini kita harus peduli dengan kesehatan diri untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.
Berdasarkan pantauan di Kota Bandarlampung masih ditemukan masyarakat yang abai dalam menerapkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker saat berada di tempat publik salah satunya di kafe saat malam hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020