Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali di Ketewel, Kabupaten Gianyar, memutar enam judul film karya dua sutradara China masing-masing Ang Lee dan Wayne Wang, selama dua hari, 30-31 Maret 2012.
"Pemutaran film China itu terbuka untuk umum secara gratis mulai pukul 17.00 waktu setempat dan diakhiri dengan diskusi tentang film tersebut," kata penata program Bentara Budaya Bali, Juwitta K. Lasut, Jumat.
Enam di antara judul film yang akan diputar tersebut adalah "Pushing Hands" (1992), "The Wedding Banquet" (1993) dan "Eat Drink Man Woman" (1994). Selain itu juga disajikan kisah drama romantik mengetengahkan problematik sosialita masyarakat Tionghoa di Amerika Serikat yang penuh tantangan.
Bentara Budaya Bali mengundang masyarakat umum, kalangan seniman, budayawan dan mahasiswa untuk ikut ambil bagian dalam pemutaran film tersebut, sebagai upaya meningkatkan wawasan dan pandangan tentang film China itu.
Pemutaran film China didasarkan atas pertimbangan selama kurun sejarahnya, dinamika kehidupan China menjadi perhatian dunia. Selain bukti-bukti historis yang mencerminkan kemajuan peradabannya, kondisi kekinian masyarakatnya pun secara hangat diperbincangkan oleh warga berbagai bangsa.
Juwitta menambahkan, kehadiran keturunan China telah umum dikenal di banyak negara, terbukti munculnya kota-kota tempat bermukim orang-orang Tionghoa. "Potret keseharian mereka dalam hubungan dengan penduduk lokal dan kisah-kisah awal selalu menarik untuk dicermati," ucapnya.
Hal ini memberikan inspirasi kepada dua sutradara China, Ang Lee dan Wayne Wang, untuk secara khusus membuat film tentang kehidupan warga Pecinan di Amerika Serikat.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pemutaran film China itu terbuka untuk umum secara gratis mulai pukul 17.00 waktu setempat dan diakhiri dengan diskusi tentang film tersebut," kata penata program Bentara Budaya Bali, Juwitta K. Lasut, Jumat.
Enam di antara judul film yang akan diputar tersebut adalah "Pushing Hands" (1992), "The Wedding Banquet" (1993) dan "Eat Drink Man Woman" (1994). Selain itu juga disajikan kisah drama romantik mengetengahkan problematik sosialita masyarakat Tionghoa di Amerika Serikat yang penuh tantangan.
Bentara Budaya Bali mengundang masyarakat umum, kalangan seniman, budayawan dan mahasiswa untuk ikut ambil bagian dalam pemutaran film tersebut, sebagai upaya meningkatkan wawasan dan pandangan tentang film China itu.
Pemutaran film China didasarkan atas pertimbangan selama kurun sejarahnya, dinamika kehidupan China menjadi perhatian dunia. Selain bukti-bukti historis yang mencerminkan kemajuan peradabannya, kondisi kekinian masyarakatnya pun secara hangat diperbincangkan oleh warga berbagai bangsa.
Juwitta menambahkan, kehadiran keturunan China telah umum dikenal di banyak negara, terbukti munculnya kota-kota tempat bermukim orang-orang Tionghoa. "Potret keseharian mereka dalam hubungan dengan penduduk lokal dan kisah-kisah awal selalu menarik untuk dicermati," ucapnya.
Hal ini memberikan inspirasi kepada dua sutradara China, Ang Lee dan Wayne Wang, untuk secara khusus membuat film tentang kehidupan warga Pecinan di Amerika Serikat.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012