Studio B.T.S Production dan Gumiart Bali Management menghadirkan "Panggung Pandemi" untuk ruang pentas seni tari secara virtual, terbatas dan mandiri yang disiarkan "live" di berbagai kanal media sosial guna menjawab kegelisahan para seniman yang mengalami kekosongan panggung saat pandemi COVID-19.

"Pandemi memaksa kita berkreatif, bukan berdiam diri, meskipun dengan pementasan era baru, menyaksikan live dari media daring atau dalam jaringan, dan medsos, IG, Facebook dan sebagainya. Pangung Pandemi ini hadir untuk ruang berkreasi bagi kalangan seniman," kata I Gede Gusman Adhi Gunawan  selaku penggagas, setelah pergelaran di Studio BTS milik Gus Dodik di Denpasar, Minggu (9/8) malam.

Kegiatan yang dikemas dua mingguan ini digagas oleh Gumiart Bali Management dan Studio B.T.S Production.  "Jadi, ini ruang kepada insan kreatif, khususnya seni tari berkarya dan tampil dalam pemanggungan jarak jauh, menjadi model adaptasi masa kini," ucap pria yang akrab disapa Wawan itu.

Panggung Pandemi difokuskan di Studio  BTS Jalan Hayam Wuruk No 60 A, Denpasar.  Meski diawal dirancang akan berpindah-pindah, namun memperhatikan berbagai pertimbangan, maka pelaksanaan Panggung Pandemi saat ini difokuskan di studio BTS.

"Langkah ini kita kolaborasi bersama Gus Dodik, pemilik studio BTS, dengan persiapan lebih matang, baik kesiapan penampil, dukungan tatalampu, sound terlebih kita digiring untuk menggarap secara live dan mengenal secara langsung dunia  brodcast, " ujarnya.

Baca juga: Pemprov Bali fasilitasi pentas virtual untuk 202 komunitas seni

Sejauh ini lanjut dia, pihak  manajemen Gumiart telah menerima permintaan banyak minat yang ingin sebagai penampil. "Yang mau tampil sudah cukup banyak, tetapi kita pelan-pelan dulu, apakah tetap di satu lokasi atau berpindah-pindah, itu semua menyesuaikan waktu serta dukungan lainnya," ujarnya.

Wawan juga mengucapkan terima kasih banyak dari teman-teman yang memberi dukungan dan berpartisipasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga ruang kreatif ini bisa dihadirkan, sebagai ruang mengaplikasikan kemampuan karya di tengah pandemi," katannya.

Pihaknya beraharap ruang kreatif ini bisa berkelanjutan dan dari pihak kampus Universitas Mahadewa juga telah melakukan penjajakan untuk membuat MoU guna menjadikan Panggung Pandemi sebagai media tempat  kuliah bareng. 

Di satu sisi pihaknya bersinergi mereka memberikan pengakuan. Di sisi lain, bagi mahasiswa akan menjadi ajang praktik yang setrategis. 

"Berangkat dari keyakinan diri sendiri, saya bersama Gus Dodik siap melakukan kolaborasi pentas seni ini, guna mewujudkan kekaryaan seni tari tidak terhenti dan tetap berkarya kendati di tengah suasana panggung yang mengalami kekosongan akibat pandemi ini," tandas Wawan.

Baca juga: Perupa Putrayasa: "Ayo, Bersiap Melihat Sunrise di Pantai Kuta!"

Sementara itu Ida Bagus Surya Merdika (Gus Dodik), mengaku ruang kreatif ini sebagai persembahan tatkala pandemi yang membatasi kegiatan selama ini. 

"Kita bersinergi dengan seniman tari, kalangan fotografer, dan ruang panggung yang saya kelola dimana awalnya kita sangat kesulitan mencari ruang kreatif di tengah pandemi ini," ucap seniman dalang ini.

Pihaknya berkeyakinan ruang ini dilakukan secara mandiri dengan wujud persembahan bagi insan seni tari, sehingga mereka tidak merasa kehilangan panggung.

"Ke depan tidak menutup kemungkinan dukungan pementasan  dalam bentuk komersial tak masalah. Tetapi dalam suasana panggung kekosongan pandemi ini kami tetap berkarya dan saling mengisi," ujarnya.
  
Panggung Pandemi dijadwalkan tampil setiap dua minggu. Panggung Pandemi sudah  terlaksana dua episode, dengan menampilkan koreografer Wawan dari Gumiart pada episode pertama, dan pada episode kedua, Minggu (9/8) malam menghadirkan penari Arjuna Sutedja.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020