Jakarta (Antara Bali) - Jakarta terancam mengalami krisis air bersih karena peningkatan volume kebutuhan masyarakat, termasuk untuk memenuhi sarana akomodasi, yang tidak sebanding dengan ketersediaan air di ibu kota itu.

"Diperkirakan pada 2025 ibu kota ini akan mengalami defisit 23.720 liter air per detik," kata Ketua Umum Indonesia Water Institute, Firdaus Ali di Jakarta, Sabtu.

Hal tersebut disampaikannya usai menjadi pembicara dalam acara talkshow "Ngopi Bareng Sinar Harapan" bertajuk Ketersediaan Air dan Ketahanan Pangan.

Karena itu, katanya, pemerintah harus segera mencari sumber-sumber air baru di Jakarta mengingat ketersediaan air saat ini hanya mampu memasok 2,2 persen dari kebutuhan air bersih warga.

Sementara itu, Vice President Director PT PAM Lyonnaise Jaya, Herawati Prasetyo menambahkan, kebutuhan air bersih setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. "Sebagian besar pemenuhan air bagi warga ibu kota diambil dari luar Jakarta," katanya.

Di tempat terpisah  Managing Director Corporate Affairs and Communication Asia Pulp and Paper Group (APP) Hendra Gunawan mengatakan sebagai pimpinan kelompok kerja water mandate pihaknya akan melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan penyelamatan air bersih.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012