Denpasar (Antara Bali) - Keberhasilan semua pihak di Provinsi Bali dalam mengusut tuntas kasus kematian wartawan harian Radar Bali, Anak Agung Gde Bagus Narendra Prabangsa, dapat dijadikan model dalam mengungkap kasus kekerasan bagi jurnalis.

"Di Indonesia, ada belasan kasus kekerasan yang menimpa jurnalis yang masih belum terungkap hingga saat ini. Berbagai kota di Nusantara harusnya dapat mencontoh pola-pola yang telah diterapkan di Bali," kata Koordinator Divisi Etik dan Pengembangan Profesi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Willy Pramudya di Denpasar, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam diskusi serangkaian peluncuran buku berjudul "Jejak Darah Setelah Berita".

Buku yang diterbitkan oleh AJI Indonesia itu menyajikan kisah perjalanan pengungkapan kasus kematian Prabangsa akibat pembunuhan pada 11 Februari 2009 yang diduga terkait dengan pemberitaan kasus korupsi di Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli.

Walaupun dengan informasi awal yang sangat minim, komunitas jurnalis di Bali saat itu bekerja keras dalam menguak dan mendesak aparat kepolisian agar secepatnya menemukan pelaku pembunuhan.

"Dalam mengungkap berbagai kasus yang menimpa jurnalis itu tidak bisa diselesaikan sendiri oleh jurnalis. Beranjak dari pengungkapan kematian Prabangsa itu telah membuktikan, betapa kerja sama berbagai pihak, baik itu kepolisian, masyarakat adat, partai, dan kalangan jurnalis sangat dibutuhkan," kata wartawan Harian Warta Kota itu.(LHS)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012