Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bekerja sama dengan komunitas dan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar kompetisi pembuatan laman web yang kontennya disajikan dalam aksara (huruf) Jawa.
Meski sebagian besar atau sebagian kontennya beraksara Jawa atau hanacaraka, namun ekstensi domainnya tetap menggunakan aksara latin, yakni dot id.
Muhamad Shidiq Purnama, Chief Registry Officer (CRO) PANDI, mengatakan bahwa kompetisi tersebut selain untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia, juga bertujuan untuk melestarikan budaya bahasa daerah.
Baca juga: Siswa SMP beradu mengetik aksara Bali di komputer
“Aksara Jawa sudah masuk ke standar Unicode, maka dirasa perlu untuk melestarikan dan mengembangkan konten dalam dunia digitalnya,” jelas Shidiq, dalam siaran pers, Rabu.
Menurut Shidiq, kompetisi tersebut memang sudah menjadi agenda PANDI dalam bidang pelestarian budaya. “Kami ingin bisa berkontribusi lebih dalam pelestarian budaya Indonesia, salah satunya kami mulai dengan mendaftarkan aksara Jawa yaitu hanacaraka agar bisa digunakan sebagai alamat (domain name) di internet."
Jika satu ini berhasil, rencananya akan menyusul aksara daerah lain yang juga sudah terstandar di Unicode, seperti aksara Sunda, Bali, Batak, Bugis, Makassar dan Rejang.
Baca juga: Siswa se-Klungkung ikuti Festival Nyurat Aksara Bali di Catus Pata
Senada dengan Shidiq, Setya Amrih Prasaja selaku Ketua Tim Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta mengungkapkan bahwa saat ini laman lebih mudah diakses oleh masyarakat ketimbang buku. Sejalan dengan semangat kompetisi yang akan dijalankan, diharapkan akan ada banyak konten yang bermunculan dan bervariasi di internet dengan aksara Jawa.
Hal inilah yang nantinya akan menjadi bagian dari sosialisasi literasi aksara Jawa sebagai bagian dari peradaban budaya masyarakat Jawa.
Ahli IT dari Komunitas Sega Jabung yang juga sebagai kordinator seksi tim kreatif kongres aksara Jawa I Yogyakarta sekaligus ketua pelaksana kompetisi, Arif Budiarto, menambahkan bahwa calon peserta bisa langsung mengisi nama, email, dan domain aksara yang diinginkan dari formulir yang sudah dibuat.
Baca juga: Siswa SMP ikuti "satua banyol" lestarikan Bahasa Bali
Bagi yang ingin mendaftar silakan mengisi formulir di link s.id/lombahanacaraka.
Hingga saat ini sudah ada 100 peserta yang mendaftar dari 150 kuota yang dicanangkan PANDI. Pendaftaran ini tidak dipungut biaya sepeser pun, dengan hadiah yang akan didapat berupa nama domain dan hosting dari PANDI untuk 150 peserta pertama.
Selain itu akan ada ponsel pintar bagi tiga orang pemenang. Penjurian akan dilakukan oleh tim dan akan diumumkan pada waktu Kongres Aksara Jawa I di Yogyakarta mendatang.
Baca juga: Portal ANTARA Bali pakai nama dengan aksara daerah
PANDI sebagai .id registri akan mendaftarkan Top Level Domain dengan menggunakan aksara Jawa, ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) selaku pengelola domain di seluruh dunia, agar hanacaraka bisa digunakan sebagai alamat internet di jagad maya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Meski sebagian besar atau sebagian kontennya beraksara Jawa atau hanacaraka, namun ekstensi domainnya tetap menggunakan aksara latin, yakni dot id.
Muhamad Shidiq Purnama, Chief Registry Officer (CRO) PANDI, mengatakan bahwa kompetisi tersebut selain untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia, juga bertujuan untuk melestarikan budaya bahasa daerah.
Baca juga: Siswa SMP beradu mengetik aksara Bali di komputer
“Aksara Jawa sudah masuk ke standar Unicode, maka dirasa perlu untuk melestarikan dan mengembangkan konten dalam dunia digitalnya,” jelas Shidiq, dalam siaran pers, Rabu.
Menurut Shidiq, kompetisi tersebut memang sudah menjadi agenda PANDI dalam bidang pelestarian budaya. “Kami ingin bisa berkontribusi lebih dalam pelestarian budaya Indonesia, salah satunya kami mulai dengan mendaftarkan aksara Jawa yaitu hanacaraka agar bisa digunakan sebagai alamat (domain name) di internet."
Jika satu ini berhasil, rencananya akan menyusul aksara daerah lain yang juga sudah terstandar di Unicode, seperti aksara Sunda, Bali, Batak, Bugis, Makassar dan Rejang.
Baca juga: Siswa se-Klungkung ikuti Festival Nyurat Aksara Bali di Catus Pata
Senada dengan Shidiq, Setya Amrih Prasaja selaku Ketua Tim Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta mengungkapkan bahwa saat ini laman lebih mudah diakses oleh masyarakat ketimbang buku. Sejalan dengan semangat kompetisi yang akan dijalankan, diharapkan akan ada banyak konten yang bermunculan dan bervariasi di internet dengan aksara Jawa.
Hal inilah yang nantinya akan menjadi bagian dari sosialisasi literasi aksara Jawa sebagai bagian dari peradaban budaya masyarakat Jawa.
Ahli IT dari Komunitas Sega Jabung yang juga sebagai kordinator seksi tim kreatif kongres aksara Jawa I Yogyakarta sekaligus ketua pelaksana kompetisi, Arif Budiarto, menambahkan bahwa calon peserta bisa langsung mengisi nama, email, dan domain aksara yang diinginkan dari formulir yang sudah dibuat.
Baca juga: Siswa SMP ikuti "satua banyol" lestarikan Bahasa Bali
Bagi yang ingin mendaftar silakan mengisi formulir di link s.id/lombahanacaraka.
Hingga saat ini sudah ada 100 peserta yang mendaftar dari 150 kuota yang dicanangkan PANDI. Pendaftaran ini tidak dipungut biaya sepeser pun, dengan hadiah yang akan didapat berupa nama domain dan hosting dari PANDI untuk 150 peserta pertama.
Selain itu akan ada ponsel pintar bagi tiga orang pemenang. Penjurian akan dilakukan oleh tim dan akan diumumkan pada waktu Kongres Aksara Jawa I di Yogyakarta mendatang.
Baca juga: Portal ANTARA Bali pakai nama dengan aksara daerah
PANDI sebagai .id registri akan mendaftarkan Top Level Domain dengan menggunakan aksara Jawa, ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) selaku pengelola domain di seluruh dunia, agar hanacaraka bisa digunakan sebagai alamat internet di jagad maya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020