Gianyar (Antara Bali) - Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, memutuskan tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pilkada pada November 2012, meskipun masih berpeluang memimpin daerah itu hingga lima tahun ke depan.
"Saya memutuskan untuk tidak ikut dalam Pilkada 2012. Ini murni inisiatif saya sendiri, tidak ada tekanan dari manapun," katanya di sela-sela penyampaian laporan pertanggungjawaban kepemimpinannya di Balai Budaya Gianyar, Rabu.
Bupati juga menampik bahwa sikapnya itu dianggap tidak ksatria karena menyerah sebelum berperang. "Masa pemerintahan lima tahun ke depan permasalahannya lebih kompleks dan siapa pun tidak boleh bermain-main dengan persoalan hukum," kata pria asal Puri Ubud yang akrab disapa Cok Ace itu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali itu berjanji untuk terus tetap berbakti kepada masyarakat di Kabupaten Gianyar. "Saya akan berbuat yang terbaik untuk rakyat," katanya disambut tepuk tangan ratusan undangan.
Sikap Bupati Gianyar periode 2007-2012 itu menuai simpati dari sejumlah kalangan. Bahkan, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Gianyar, I Ketut Jata, menganggap Cok Ace telah bertindak ksatria.
"Terus terang, saya kaget mendengar pernyataan dari Bupati Cok Ace yang tidak ingin mencalonkan diri dalam pilkada. Itu patut menjadi teladan," katanya .
Tokoh Puri Ageng Blahbatu, Anak Agung Kakarsana, juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Cok Ace. "Orang sekaya dan sepandai Cok Ace saja tidak mau maju. Apalagi saya, sangat tidak mungkin mencalonkan diri," katanya.
Dengan mundurnya Cok Ace dalam persaingan kandidat Bupati, Partai Demokrat terpaksa harus mencari figur lain, seperti Sekda Tjokorda Putra Nindia yang adalah tokoh Puri Peliatan.(IPA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Saya memutuskan untuk tidak ikut dalam Pilkada 2012. Ini murni inisiatif saya sendiri, tidak ada tekanan dari manapun," katanya di sela-sela penyampaian laporan pertanggungjawaban kepemimpinannya di Balai Budaya Gianyar, Rabu.
Bupati juga menampik bahwa sikapnya itu dianggap tidak ksatria karena menyerah sebelum berperang. "Masa pemerintahan lima tahun ke depan permasalahannya lebih kompleks dan siapa pun tidak boleh bermain-main dengan persoalan hukum," kata pria asal Puri Ubud yang akrab disapa Cok Ace itu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali itu berjanji untuk terus tetap berbakti kepada masyarakat di Kabupaten Gianyar. "Saya akan berbuat yang terbaik untuk rakyat," katanya disambut tepuk tangan ratusan undangan.
Sikap Bupati Gianyar periode 2007-2012 itu menuai simpati dari sejumlah kalangan. Bahkan, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Gianyar, I Ketut Jata, menganggap Cok Ace telah bertindak ksatria.
"Terus terang, saya kaget mendengar pernyataan dari Bupati Cok Ace yang tidak ingin mencalonkan diri dalam pilkada. Itu patut menjadi teladan," katanya .
Tokoh Puri Ageng Blahbatu, Anak Agung Kakarsana, juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Cok Ace. "Orang sekaya dan sepandai Cok Ace saja tidak mau maju. Apalagi saya, sangat tidak mungkin mencalonkan diri," katanya.
Dengan mundurnya Cok Ace dalam persaingan kandidat Bupati, Partai Demokrat terpaksa harus mencari figur lain, seperti Sekda Tjokorda Putra Nindia yang adalah tokoh Puri Peliatan.(IPA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012