Seorang warga di Kota Denpasar, Bali, Ni Putu Ayunda Nindya Saraswati, memanfaatkan waktu work from home atau bekerja dari rumah selama pandemi COVID-19 atau virus Corona untuk memproduksi Jamu Kunyit yang dipasarkan secara daring.
"Ide awalnya karena memang saya suka mengonsumsi jamu buatan sendiri kemudian sekarang juga ada pandemi COVID-19 dan menurut saya jamu ini bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh maka saya mencoba untuk menjualnya,” ujar Ayunda, di kediamannya di kawasan Jalan Bikini, Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, awalnya ia membuat jamu kunyit itu karena hanya ingin memanfaatkan waktu bekerja dari rumah agar tidak merasa bosan dan jenuh.
Namun, ternyata setelah mencoba membuat jamu dan menawarkannya di media sosial miliknya, respon dari masyarakat cukup baik dan jamu buatannya banyak diminati masyarakat.
"Sekarang lumayan, setiap harinya bisa laku sekitar 50-100 botol yang masing-masing berisi 250 ml jamu kunyit yang saya beri merek Mikachu.id. Saya mempromosikannya melalui media sosial Instagram," katanya.
Ayunda menjelaskan, jamu kunyit yang ia produksi dijual dengan harga Rp10 ribu per botol dan biasanya dikirim kepada pembeli menggunakan jasa ojek daring maupun pembelian di tempat.
"Jadi ya lumayan, dari memproduksi jamu kunyit sendiri ini saya bisa dapat penghasilan tambahan selama tidak bisa bekerja di kantor," ungkapnya
Ia mengatakan, bahan baku pembuatan jamu itu cukup mudah untuk didapatkan di pasaran seperti, kunyit, asam, jeruk nipis, gula merah, garam dan air, meskipun Ayunda mengakui, saat pandemi COVID-19 seperti saat ini, bahan baku kunyit mengalami kenaikan dari harga sebelumnya.
"Untuk kunyitnya masih bisa dicari di pasar tapi harganya agak naik dari sebelumnya. Mungkin karena kunyit memiliki manfaatnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menangkal bakteri virus,” kata Ayunda.
Meskipun ia mendapatkan keuntungan dari memproduksi jamu kunyit selama waktu bekerja dari rumah, Ayunda berharap agar pandemi COVID-19 ini dapat segera berakhir.
"Harapannya pasti agar wabah virus Corona ini bisa cepat selesai dan saya bersama para pekerja yang lain dapat kembali bekerja di kantor seperti biasanya," ujarnya
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Ide awalnya karena memang saya suka mengonsumsi jamu buatan sendiri kemudian sekarang juga ada pandemi COVID-19 dan menurut saya jamu ini bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh maka saya mencoba untuk menjualnya,” ujar Ayunda, di kediamannya di kawasan Jalan Bikini, Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, awalnya ia membuat jamu kunyit itu karena hanya ingin memanfaatkan waktu bekerja dari rumah agar tidak merasa bosan dan jenuh.
Namun, ternyata setelah mencoba membuat jamu dan menawarkannya di media sosial miliknya, respon dari masyarakat cukup baik dan jamu buatannya banyak diminati masyarakat.
"Sekarang lumayan, setiap harinya bisa laku sekitar 50-100 botol yang masing-masing berisi 250 ml jamu kunyit yang saya beri merek Mikachu.id. Saya mempromosikannya melalui media sosial Instagram," katanya.
Ayunda menjelaskan, jamu kunyit yang ia produksi dijual dengan harga Rp10 ribu per botol dan biasanya dikirim kepada pembeli menggunakan jasa ojek daring maupun pembelian di tempat.
"Jadi ya lumayan, dari memproduksi jamu kunyit sendiri ini saya bisa dapat penghasilan tambahan selama tidak bisa bekerja di kantor," ungkapnya
Ia mengatakan, bahan baku pembuatan jamu itu cukup mudah untuk didapatkan di pasaran seperti, kunyit, asam, jeruk nipis, gula merah, garam dan air, meskipun Ayunda mengakui, saat pandemi COVID-19 seperti saat ini, bahan baku kunyit mengalami kenaikan dari harga sebelumnya.
"Untuk kunyitnya masih bisa dicari di pasar tapi harganya agak naik dari sebelumnya. Mungkin karena kunyit memiliki manfaatnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menangkal bakteri virus,” kata Ayunda.
Meskipun ia mendapatkan keuntungan dari memproduksi jamu kunyit selama waktu bekerja dari rumah, Ayunda berharap agar pandemi COVID-19 ini dapat segera berakhir.
"Harapannya pasti agar wabah virus Corona ini bisa cepat selesai dan saya bersama para pekerja yang lain dapat kembali bekerja di kantor seperti biasanya," ujarnya
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020