Gubernur Bali Wayan Koster dan Rektor Universitas Udayana Prof Dr dr AA Raka Sudewi, SpS (K) telah menyepakati untuk menjadikan Rumah Sakit Universitas Udayana di Jimbaran, Kabupaten Badung, sebagai RS khusus untuk menangani pasien positif dan pasien dalam pengawasan COVID-19 di Pulau Dewata.
"Tadi, Jumat (27/3) sore, Bapak Gubernur Bali mengadakan rapat dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 dan Rektor Unud untuk mengupayakan RS khusus yang menangani PDP dan positif COVID-19, dan telah dicapai kesepakatan," kata Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam keterangannya melalui video streaming, di Denpasar, Jumat.
Pihak Rektorat Universitas Udayana, lanjut dia, sedang mengupayakan persiapan menjadikan RS Unud sebagai RS khusus COVID-19. "Mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan sudah siap," ucapnya.
Seluruh biaya yang diperlukan oleh RS Unud untuk penyiapan RS Khusus COVID-19 dan biaya operasionalnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali.
"Dengan adanya RS khusus tersebut, potensi penyebaran COVID-19 bisa dipersempit, atau bisa dipusatkan titiknya pada satu atau dua tempat RS saja," ucap pria yang juga Sekda Provinsi Bali itu.
Sedangkan saat ini penanganan pasien positif dan PDP COVID-19 masih tersebar di 11 RS rujukan di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata. Selain itu, pasien positif dan PDP COVID-19 juga terus mengalami peningkatan.
Hingga Jumat (27/3), jumlah kasus positif COVID-19 di Bali total ada sembilan orang, sedangkan jumlah kumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 121 orang.
Baca juga: Universitas Udayana siagakan Hotline-Call Center untuk pelayanan COVID-19
Dari 121 PDP tersebut, sampel yang sudah ke luar hasilnya sebanyak 96 orang, yakni negatif 87 orang dan positif 9 orang.
"Bapak Gubernur sudah menyatakan secara tertulis dalam suratnya maupun secara langsung ke Ibu Rektor Unud terkait RS Khusus tersebut," ujar Dewa Indra.
Yang jelas, tambah dia, Universitas Udayana akan mengupayakan secepat mungkin untuk mempersiapkan RS setempat sebagai RS Khusus COVID-19 di Pulau Dewata.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Tadi, Jumat (27/3) sore, Bapak Gubernur Bali mengadakan rapat dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 dan Rektor Unud untuk mengupayakan RS khusus yang menangani PDP dan positif COVID-19, dan telah dicapai kesepakatan," kata Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam keterangannya melalui video streaming, di Denpasar, Jumat.
Pihak Rektorat Universitas Udayana, lanjut dia, sedang mengupayakan persiapan menjadikan RS Unud sebagai RS khusus COVID-19. "Mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan sudah siap," ucapnya.
Seluruh biaya yang diperlukan oleh RS Unud untuk penyiapan RS Khusus COVID-19 dan biaya operasionalnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali.
"Dengan adanya RS khusus tersebut, potensi penyebaran COVID-19 bisa dipersempit, atau bisa dipusatkan titiknya pada satu atau dua tempat RS saja," ucap pria yang juga Sekda Provinsi Bali itu.
Sedangkan saat ini penanganan pasien positif dan PDP COVID-19 masih tersebar di 11 RS rujukan di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata. Selain itu, pasien positif dan PDP COVID-19 juga terus mengalami peningkatan.
Hingga Jumat (27/3), jumlah kasus positif COVID-19 di Bali total ada sembilan orang, sedangkan jumlah kumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 121 orang.
Baca juga: Universitas Udayana siagakan Hotline-Call Center untuk pelayanan COVID-19
Dari 121 PDP tersebut, sampel yang sudah ke luar hasilnya sebanyak 96 orang, yakni negatif 87 orang dan positif 9 orang.
"Bapak Gubernur sudah menyatakan secara tertulis dalam suratnya maupun secara langsung ke Ibu Rektor Unud terkait RS Khusus tersebut," ujar Dewa Indra.
Yang jelas, tambah dia, Universitas Udayana akan mengupayakan secepat mungkin untuk mempersiapkan RS setempat sebagai RS Khusus COVID-19 di Pulau Dewata.
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020