Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan dan Wisata Indonesia atau Asita menilai persaingan bisnis perhotelan dan jasa akomodasi pariwisata di Bali makin tidak sehat.

"Dari hari ke hari, makin banyak hotel yang banting harga sewa kamar. Ini sudah tidak sehat," kata Ketua DPD Asita Bali Aloysius Purwa di Denpasar, Minggu.

Ia menemukan beberapa hotel di dalam kota Denpasar dan kawasan Kuta menerapkan tarif sewa kamar Rp200 ribu per malam.

"Dari mana asumsinya tarif segitu rendahnya bisa memperoleh keuntungan? Jelas tidak masuk akal," katanya.

Purwa menduga praktik banting harga tersebut dilakukan karena pemilik hotel tidak memiliki orientasi bisnis di bidang perhotelan dalam jangka panjang.

"Mereka ini hanya 'punya-punyaan' saja dan kebanyakan berasal dari daerah lain, seperti Jakarta. Tidak berniat menggeluti bisnis perhotelan, tapi mereka merusak iklim persaingan usaha," katanya.

Selain itu, pemilik hotel seperti itu kebanyakan kalangan spekulan yang mencari keuntungan melalui jual-beli properti di Bali.(M038)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012