Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, menyiapkan lokasi untuk penguburan babi, terkait banyaknya kasus ternak babi yang mati di wilayah tersebut.
"Mengingat sampai saat ini kasus kematian babi masih terjadi secara sporadis, maka kami sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan lokasi penguburan yang lokasinya cukup strategis dan aman bagi masyarakat," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Badung, I Gede Putra Suteja, di Mangupura, Badung, Kamis.
Ia mengatakan, selain untuk mengantisipasi meningkatnya kematian babi, hal tersebut dilakukan untuk membantu meringankan beban peternak dalam mengubur bangkai babi dalam jumlah yang besar.
Untuk itu, Pemkab Badung telah menyiapkan beberapa lokasi lahan yang merupakan aset daerah yang berlokasi di sekitar kawasan Kecamatan Abiansemal dan Mengwi.
"Lokasi itu kami pilih mengingat di kedua wilayah tersebut terdapat jumlah peternak dan populasi babi cukup banyak," kata Gede Putra Suteja, yang juga merupakan Ketua Tim Mitigasi Penanggulangan Penyakit Babi di Badung.
Meskipun pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi penguburan ternak babi, namun menurutnya sampai saat ini belum ada permintaan bantuan penguburan babi oleh masyarakat karena kemungkinan hal itu masih dapat diatasi sendiri oleh peternak dan pihak desa atau kelurahan.
Baca juga: Badung kampanyekan daging babi aman dimakan
Ia menjelaskan, bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan penguburan babi dalam jumlah yang banyak, masyarakat diarahkan untuk melaporkan kepada Perbekel atau Kepala Desa/Lurah untuk selanjutnya pihak Kecamatan akan menyampaikan laporan itu kepada Tim Mitigasi agar dilakukan tindakan secara terpadu.
Selain itu, masyarakat juga dapat melaporkan permasalahannya melalui call center 112 untuk nantinya dilanjutkan kepada Tim Mitigasi melalui grup aplikasi Whatsapp yang sudah disiapkan.
"Namun khusus untuk jumlah kematian babi satu atau dua ekor, masyarakat kami minta untuk mengubur secara mandiri serta untuk memutus penyebaran virus, masyarakat juga diminta agar tidak membuang bangkai babi secara sembarangan," ungkap Gede Putra Suteja.
Baca juga: Pemkab Badung bentuk tim atasi penyakit babi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana mengatakan, pihaknya bersama Tim Mitigasi Penanggulangan Penyakit Babi di Badung sudah melakukan peninjauan ke lokasi tanah yang dipersiapkan sebagai tempat penguburan bangkai babi.
"Apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam situasi mendesak, kami siapkan lahan yang luasnya kurang lebih 50 are dan lokasinya jauh dari pemukiman penduduk," katanya.
Ia mengaku, pihaknya serius mempersiapkan hal tersebut karena sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mengatasi penyakit babi dan laporan kematian babi dari masyarakat masih ada walaupun jumlahnya sudah semakin menurun.
Menurutnya, sampai saat ini pihaknya juga terus melakukan edukasi terutama terhadap peternak yang masih memiliki babi sehat.
"Jumlah populasi babi di Badung berdasarkan Sensus Ternak tahun 2019 cukup besar yakni, 69.626 ekor. Sedangkan angka kematian akibat penyakit babi hingga saat ini tercatat sekitar 1.100 ekor, sehingga perlu ada langkah antisipasi dan penanganan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Mengingat sampai saat ini kasus kematian babi masih terjadi secara sporadis, maka kami sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan lokasi penguburan yang lokasinya cukup strategis dan aman bagi masyarakat," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Badung, I Gede Putra Suteja, di Mangupura, Badung, Kamis.
Ia mengatakan, selain untuk mengantisipasi meningkatnya kematian babi, hal tersebut dilakukan untuk membantu meringankan beban peternak dalam mengubur bangkai babi dalam jumlah yang besar.
Untuk itu, Pemkab Badung telah menyiapkan beberapa lokasi lahan yang merupakan aset daerah yang berlokasi di sekitar kawasan Kecamatan Abiansemal dan Mengwi.
"Lokasi itu kami pilih mengingat di kedua wilayah tersebut terdapat jumlah peternak dan populasi babi cukup banyak," kata Gede Putra Suteja, yang juga merupakan Ketua Tim Mitigasi Penanggulangan Penyakit Babi di Badung.
Meskipun pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi penguburan ternak babi, namun menurutnya sampai saat ini belum ada permintaan bantuan penguburan babi oleh masyarakat karena kemungkinan hal itu masih dapat diatasi sendiri oleh peternak dan pihak desa atau kelurahan.
Baca juga: Badung kampanyekan daging babi aman dimakan
Ia menjelaskan, bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan penguburan babi dalam jumlah yang banyak, masyarakat diarahkan untuk melaporkan kepada Perbekel atau Kepala Desa/Lurah untuk selanjutnya pihak Kecamatan akan menyampaikan laporan itu kepada Tim Mitigasi agar dilakukan tindakan secara terpadu.
Selain itu, masyarakat juga dapat melaporkan permasalahannya melalui call center 112 untuk nantinya dilanjutkan kepada Tim Mitigasi melalui grup aplikasi Whatsapp yang sudah disiapkan.
"Namun khusus untuk jumlah kematian babi satu atau dua ekor, masyarakat kami minta untuk mengubur secara mandiri serta untuk memutus penyebaran virus, masyarakat juga diminta agar tidak membuang bangkai babi secara sembarangan," ungkap Gede Putra Suteja.
Baca juga: Pemkab Badung bentuk tim atasi penyakit babi
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana mengatakan, pihaknya bersama Tim Mitigasi Penanggulangan Penyakit Babi di Badung sudah melakukan peninjauan ke lokasi tanah yang dipersiapkan sebagai tempat penguburan bangkai babi.
"Apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam situasi mendesak, kami siapkan lahan yang luasnya kurang lebih 50 are dan lokasinya jauh dari pemukiman penduduk," katanya.
Ia mengaku, pihaknya serius mempersiapkan hal tersebut karena sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mengatasi penyakit babi dan laporan kematian babi dari masyarakat masih ada walaupun jumlahnya sudah semakin menurun.
Menurutnya, sampai saat ini pihaknya juga terus melakukan edukasi terutama terhadap peternak yang masih memiliki babi sehat.
"Jumlah populasi babi di Badung berdasarkan Sensus Ternak tahun 2019 cukup besar yakni, 69.626 ekor. Sedangkan angka kematian akibat penyakit babi hingga saat ini tercatat sekitar 1.100 ekor, sehingga perlu ada langkah antisipasi dan penanganan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020