Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) melibatkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, melakukan desinfeksi terhadap bangunan terminal serta fasilitas Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, sebagai langkah antisipasi potensi penyebaran COVID-19 atau virus corona.
"Pada prinsipnya, kami beserta seluruh instansi komunitas Bandara Ngurah Rai telah menerapkan upaya ketat dalam memitigasi potensi penyebaran virus corona," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado, di, Badung, Selasa malam (3/3), demikian siaran pers, Rabu.
Pada kegiatan itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar menerjunkan lima personel yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area terminal domestik dan internasional dalam proses desinfeksi.
Desinfeksi dilakukan terhadap bangunan terminal serta fasilitas Bandara Ngurah Rai yang dinilai sering bersentuhan langsung dengan pengguna jasa bandar udara.
Herry Sikado mengatakan langsung melakukan eskalasi upaya dalam hal pencegahan penyebaran virus itu salah satunya dengan menyemprotkan cairan disinfektan, setelah adanya pasien positif terjangkit virus corona di Jakarta.
Menurut dia hal tersebut juga dinilai cukup menantang karena dilakukan bersamaan dengan operasional bandara. Namun ia menegaskan, proses desinfeksi itu tidak mempengaruhi tingkat pelayanan terhadap pengguna jasa bandara.
"Hal ini juga merupakan tindakan preventif, ada maupun tidak ada, kami selaku pengelola bandara wajib melaksanakan proses desinfeksi untuk membersihkan fasilitas di terminal, terutama yang sering disentuh oleh pengguna jasa," katanya.
Sejumlah fasilitas terminal yang disemprot cairan disinfektan itu diantaranya adalah, tray atau wadah bagasi penumpang pada mesin pemindai bagasi di Screening Check Point (SCP), meja konter lapor diri, troli bagasi, pegangan eskalator, tombol elevator.
Bangku dan tempat duduk penumpang di boarding lounge dan boarding gate, tombol flush pada toilet, switch dan keran wastafel, fasilitas penanganan bagasi, area bermain anak-anak, fasilitas internet corner, ruangan musholla, keran air minum serta tempat sampah.
"Pengguna jasa bandar udara sangat sering bersentuhan tangan secara langsung dengan fasilitas-fasilitas tersebut. Untuk itu, kami bersihkan dengan mekanisme desinfeksi ini untuk mengurangi risiko serta potensi penularan COVID-19 di bandara," jalas Herry.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, Lucky M. Tjahjono, menjelaskan, desinfeksi itu juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan.
"Karena faktor kebersihan lingkungan itu sangat menentukan kesehatan. Hal ini juga merupakan promosi hidup sehat," katanya.
Kegiatan serupa juga akan dilakukan di pintu masuk Pulau Dewata lainnya yaitu di Pelabuhan Benoa. Pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya pengawasan lain untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Semua upaya telah kami lakukan, dari Health Alert Card, pemindaian suhu tubuh menggunakan thermal scanner dan sekarang faktor lingkungannya kami intervensi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pada prinsipnya, kami beserta seluruh instansi komunitas Bandara Ngurah Rai telah menerapkan upaya ketat dalam memitigasi potensi penyebaran virus corona," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado, di, Badung, Selasa malam (3/3), demikian siaran pers, Rabu.
Pada kegiatan itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar menerjunkan lima personel yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area terminal domestik dan internasional dalam proses desinfeksi.
Desinfeksi dilakukan terhadap bangunan terminal serta fasilitas Bandara Ngurah Rai yang dinilai sering bersentuhan langsung dengan pengguna jasa bandar udara.
Herry Sikado mengatakan langsung melakukan eskalasi upaya dalam hal pencegahan penyebaran virus itu salah satunya dengan menyemprotkan cairan disinfektan, setelah adanya pasien positif terjangkit virus corona di Jakarta.
Menurut dia hal tersebut juga dinilai cukup menantang karena dilakukan bersamaan dengan operasional bandara. Namun ia menegaskan, proses desinfeksi itu tidak mempengaruhi tingkat pelayanan terhadap pengguna jasa bandara.
"Hal ini juga merupakan tindakan preventif, ada maupun tidak ada, kami selaku pengelola bandara wajib melaksanakan proses desinfeksi untuk membersihkan fasilitas di terminal, terutama yang sering disentuh oleh pengguna jasa," katanya.
Sejumlah fasilitas terminal yang disemprot cairan disinfektan itu diantaranya adalah, tray atau wadah bagasi penumpang pada mesin pemindai bagasi di Screening Check Point (SCP), meja konter lapor diri, troli bagasi, pegangan eskalator, tombol elevator.
Bangku dan tempat duduk penumpang di boarding lounge dan boarding gate, tombol flush pada toilet, switch dan keran wastafel, fasilitas penanganan bagasi, area bermain anak-anak, fasilitas internet corner, ruangan musholla, keran air minum serta tempat sampah.
"Pengguna jasa bandar udara sangat sering bersentuhan tangan secara langsung dengan fasilitas-fasilitas tersebut. Untuk itu, kami bersihkan dengan mekanisme desinfeksi ini untuk mengurangi risiko serta potensi penularan COVID-19 di bandara," jalas Herry.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, Lucky M. Tjahjono, menjelaskan, desinfeksi itu juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan.
"Karena faktor kebersihan lingkungan itu sangat menentukan kesehatan. Hal ini juga merupakan promosi hidup sehat," katanya.
Kegiatan serupa juga akan dilakukan di pintu masuk Pulau Dewata lainnya yaitu di Pelabuhan Benoa. Pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya pengawasan lain untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Semua upaya telah kami lakukan, dari Health Alert Card, pemindaian suhu tubuh menggunakan thermal scanner dan sekarang faktor lingkungannya kami intervensi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020