Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwojono menjajaki upaya kerja sama penanganan sampah saat menanam pohon bambu khas Bali di Taman Harmoni, Keputih, Kota Surabaya, Jatim, Kamis.
"Bali sungguh indah. Tapi karena jutaan wisatawan datang, dan kesadaran soal sampah belum benar-benar tertanam di orang-orang itu, akhirnya sampah jadi masalah. Gubernur Bali Pak Wayan Koster sudah sangat luar biasa dalam menangani sampah, termasuk melarang penggunaan plastik," ujar Wali Kota Risma.
Mereka berdiskusi soal potensi kolaborasi kedua daerah dalam menangani permasalahan sampah. Wali Kota Risma siap menghibahkan sistem pengelolaan sampah di Surabaya agar bisa diterapkan di Bali.
Baca juga: DPR dorong pemerintah optimalkan pemanfaatan bank sampah
Ke depan, lanjut dia, pengelolaan sampah yang sudah mulai diperhatikan serius di Bali perlu ditingkatkan kualitasnya, termasuk dengan mengonversi limbah menjadi berbagai barang yang berguna.
"Pengelolaan sampah harus jadi kompos. Soal besar atau kecil tidak masalah. Dari pupuk kompos ini kita gunakan untuk memupuk taman. Kalau tidak pakai pupuk kompos, biaya mahal," ujar Risma.
Baca juga: Program Gelatik, siswa SD di Bali dapat kumpulkan ratusan kilogram sampah plastik
Dari sampah ini pula, kata Risma, juga bisa dijadikan listrik. Ia mencontohkan PLTSa Bratang Surabaya yang sukses bisa mengaliri listrik Taman Flora Kebun Bibit, Bratang, Surabaya. Apalagi pembangunan PLTSa Bratang ini tidak membutuhkan anggaran banyak, karena tidak sampai Rp200 juta.
"PLTSa ini menggunakan sistem gasifikasi atau dengan sistem pemanasan. Jadi kita gunakan plastik yang tidak bisa dijual seperti plastik bungkus permen, plastik mie instan dan lain sebagainya. Dari segi anggaran sangat efisien, karena cukup murah," katanya.
Baca juga: 12.500 krama Bali ikuti 'Gerakan Bersih Pulau Dalam Satu Hari!'
Sementara terkait bantuan pohon bambu khas Bali dari Ketua DPRD Bali ini, Risma meminta jangan dilihat dari bambunya, sebab bambu memiliki banyak manfaat seperti bisa menyimpan air, sehingga nanti di daerah sekitar pohon bambu nantinya akan muncul sumber-sumber mata air baru. Selain itu juga bisa menanggulangi banjir dan memperbaiki oksigen di Surabaya.
"Saya ucapkan terima kasih sekali atas bantuan ini, karena akan menambah keanekaragaman hayati di Surabaya. Setiap binatang mempunyai kesenangan yang berbeda-beda. Dengan adanya pohon bambu ini akan datang fauna-fauna di Surabaya," katanya.
Wali Kota Risma mengakui, jika saat ini ada perintah dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, agar setiap daerah untuk saling berbagai kelebihan masing-masing. "Di Surabaya bisa dikembangkan bambu, nanti di Bali akan kita bantu soal sampah," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama mengatakan, saat ini ada permasalahan besar di Bali yakni soal sampah. Sampah-sampah yang ada hanya ditumpuk di TPA tanpa ada daur ulang, apalagi diolah menjadi listrik seperti di Surabaya.
"Soal PLTSa di Bali masih kita rencanakan. Kami akui memang agak terlambat soal pengelolaan sampah ini. Makanya kami belajar ke Surabaya untuk pengelolaan sampah yang menurut kami sangat baik. Soal sampah, kami tidak berfikiran sampai diolah jadi listrik. Tidak ada listriknya tiak masalah yang penting urusan sampah selesai,” ungkapnya.
DPRD Provinsi Bali sangat memberikan apresiasi yang tinggi dengan perkembangan dan kebersihan Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Risma. Daerah lain perlu belajar di Kota Pahlawan khususnya soal penataan ruang terbuka hijau.
"Kami dapat perintah dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Bu Mega untuk melakukan penghijauan dengan menanam diseluruh Indonesia. Saya melihat Surabaya sangat gencar membuat taman. Tadi saya melihat bekas TPA 50 hektare sudah mulai hijau. Kami juga diminta Bu Mega untuk membantu Bu Risma. Makanya kami kirim 400 bibit bambu khas Bali," katanya.
Baca juga: Pegadaian hadirkan bank daur ulang sampah di Bedulu
Mantan Bupati Tabanan ini berharap, suatau saat di Surabaya ada hutan bambu di tengah kota sehingga akan menambah keindahan Surabaya. "Kami ada 18 spesies bambu khas Bali. Kita bawa ke Surabaya 400 bibit. Sebelumnya juga sudah kami bawa 400 bibit," katanya.
Beberapa jenis bambu khas Bali yang dibawa ke Surabaya itu di antaranya bambu buloh yang biasanya dibuat alat musik seruling, bambu tamlang, bambu kuning ori, bambu hitam lepung, bambu hitam Bali, bambu tali, bambu santong dan bambu jajang.
Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengaku, sangat mengapresiasi kerja sama antara Surabaya dengan Bali ini, yang diwujudkan dengan penanaman pohon bambu khas Bali ini.
"Bambu merupakan pohon rakyat, sehingga kerja sama ini diharapkan mendatangkan manfaat besar bagi rakyat. Bisa di bidang lingkungan hidup, pariwisata dan budaya," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Adi juga berharap, flora dan fauna yang spesifik ada di Bali bisa dikembangkan di Surabaya, begitu juga sebaliknya.
"Kerja sama ini merupakan tindaklanjut dari perintah Bu Mega agar antar daerah mau bekerjasama saling bersinergi membangun daerahnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Bali sungguh indah. Tapi karena jutaan wisatawan datang, dan kesadaran soal sampah belum benar-benar tertanam di orang-orang itu, akhirnya sampah jadi masalah. Gubernur Bali Pak Wayan Koster sudah sangat luar biasa dalam menangani sampah, termasuk melarang penggunaan plastik," ujar Wali Kota Risma.
Mereka berdiskusi soal potensi kolaborasi kedua daerah dalam menangani permasalahan sampah. Wali Kota Risma siap menghibahkan sistem pengelolaan sampah di Surabaya agar bisa diterapkan di Bali.
Baca juga: DPR dorong pemerintah optimalkan pemanfaatan bank sampah
Ke depan, lanjut dia, pengelolaan sampah yang sudah mulai diperhatikan serius di Bali perlu ditingkatkan kualitasnya, termasuk dengan mengonversi limbah menjadi berbagai barang yang berguna.
"Pengelolaan sampah harus jadi kompos. Soal besar atau kecil tidak masalah. Dari pupuk kompos ini kita gunakan untuk memupuk taman. Kalau tidak pakai pupuk kompos, biaya mahal," ujar Risma.
Baca juga: Program Gelatik, siswa SD di Bali dapat kumpulkan ratusan kilogram sampah plastik
Dari sampah ini pula, kata Risma, juga bisa dijadikan listrik. Ia mencontohkan PLTSa Bratang Surabaya yang sukses bisa mengaliri listrik Taman Flora Kebun Bibit, Bratang, Surabaya. Apalagi pembangunan PLTSa Bratang ini tidak membutuhkan anggaran banyak, karena tidak sampai Rp200 juta.
"PLTSa ini menggunakan sistem gasifikasi atau dengan sistem pemanasan. Jadi kita gunakan plastik yang tidak bisa dijual seperti plastik bungkus permen, plastik mie instan dan lain sebagainya. Dari segi anggaran sangat efisien, karena cukup murah," katanya.
Baca juga: 12.500 krama Bali ikuti 'Gerakan Bersih Pulau Dalam Satu Hari!'
Sementara terkait bantuan pohon bambu khas Bali dari Ketua DPRD Bali ini, Risma meminta jangan dilihat dari bambunya, sebab bambu memiliki banyak manfaat seperti bisa menyimpan air, sehingga nanti di daerah sekitar pohon bambu nantinya akan muncul sumber-sumber mata air baru. Selain itu juga bisa menanggulangi banjir dan memperbaiki oksigen di Surabaya.
"Saya ucapkan terima kasih sekali atas bantuan ini, karena akan menambah keanekaragaman hayati di Surabaya. Setiap binatang mempunyai kesenangan yang berbeda-beda. Dengan adanya pohon bambu ini akan datang fauna-fauna di Surabaya," katanya.
Wali Kota Risma mengakui, jika saat ini ada perintah dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, agar setiap daerah untuk saling berbagai kelebihan masing-masing. "Di Surabaya bisa dikembangkan bambu, nanti di Bali akan kita bantu soal sampah," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama mengatakan, saat ini ada permasalahan besar di Bali yakni soal sampah. Sampah-sampah yang ada hanya ditumpuk di TPA tanpa ada daur ulang, apalagi diolah menjadi listrik seperti di Surabaya.
"Soal PLTSa di Bali masih kita rencanakan. Kami akui memang agak terlambat soal pengelolaan sampah ini. Makanya kami belajar ke Surabaya untuk pengelolaan sampah yang menurut kami sangat baik. Soal sampah, kami tidak berfikiran sampai diolah jadi listrik. Tidak ada listriknya tiak masalah yang penting urusan sampah selesai,” ungkapnya.
DPRD Provinsi Bali sangat memberikan apresiasi yang tinggi dengan perkembangan dan kebersihan Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Risma. Daerah lain perlu belajar di Kota Pahlawan khususnya soal penataan ruang terbuka hijau.
"Kami dapat perintah dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Bu Mega untuk melakukan penghijauan dengan menanam diseluruh Indonesia. Saya melihat Surabaya sangat gencar membuat taman. Tadi saya melihat bekas TPA 50 hektare sudah mulai hijau. Kami juga diminta Bu Mega untuk membantu Bu Risma. Makanya kami kirim 400 bibit bambu khas Bali," katanya.
Baca juga: Pegadaian hadirkan bank daur ulang sampah di Bedulu
Mantan Bupati Tabanan ini berharap, suatau saat di Surabaya ada hutan bambu di tengah kota sehingga akan menambah keindahan Surabaya. "Kami ada 18 spesies bambu khas Bali. Kita bawa ke Surabaya 400 bibit. Sebelumnya juga sudah kami bawa 400 bibit," katanya.
Beberapa jenis bambu khas Bali yang dibawa ke Surabaya itu di antaranya bambu buloh yang biasanya dibuat alat musik seruling, bambu tamlang, bambu kuning ori, bambu hitam lepung, bambu hitam Bali, bambu tali, bambu santong dan bambu jajang.
Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengaku, sangat mengapresiasi kerja sama antara Surabaya dengan Bali ini, yang diwujudkan dengan penanaman pohon bambu khas Bali ini.
"Bambu merupakan pohon rakyat, sehingga kerja sama ini diharapkan mendatangkan manfaat besar bagi rakyat. Bisa di bidang lingkungan hidup, pariwisata dan budaya," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Adi juga berharap, flora dan fauna yang spesifik ada di Bali bisa dikembangkan di Surabaya, begitu juga sebaliknya.
"Kerja sama ini merupakan tindaklanjut dari perintah Bu Mega agar antar daerah mau bekerjasama saling bersinergi membangun daerahnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020