Sebanyak 12.500 masyarakat Bali dari kalangan krama/masyarakat, turis, swasta, dan berbagai organisasi mengikuti 'Gerakan Bersih Pulau Dalam Satu Hari!' bertajuk "Bali Biggest Clean Up 2020" (BBCU 2020) pada 115 lokasi di Pulau Dewata.
"BBCU tahun ini adalah yang pertama kali dilakukan setelah larangan penggunaan tas plastik (kresek), sedotan plastik dan styrofoam di Bali, karena itu kami sangat antusias untuk mencatat data yang terkumpul," kata Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Mambal, Nyoman Arsana, di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan gerakan yang juga disebut One Island One Voice itu didukung Making Oceans Plastic Free yang mengevaluasi sampah yang terkumpul dalam kegiatan pada 15 Februari 2020 hingga mencatat 20 ton sampah anorganik terkumpul dengan tiga item terbanyak, yakni plastik kemasan makanan, puntung rokok, dan botol/gelas plastik.
Pada 2015, saat pertama kali digelar BBCU, panitia hanya menerima 12 koordinator yang melapor setelah kegiatan, tapi tahun ini lebih dari 50 persen koordinator mengirimkan kembali data yang diperlukan hingga lebih akurat, termasuk dari koordinator termudah berusia 10 tahun.
"Jumlah tas plastik yang tahun lalu sebesar 15 persen menurun menjadi sembilan persen pada tahun ini. Lokasi gerakan kebersihan terbesar tahun ini di Pantai Serangan, yang dikelola oleh 'Serangan Bebas Plastik' dengan peserta sejumlah 2.830 peserta, lalu ada 'Clean Seminyak' dengan peserta sejumlah 1.000 orang," katanya.
Baca juga: Sekda Bali apresiasi BPK ikuti program Bali Resik Sampah Plastik
Ia menambahkan 20 ton sampah anorganik itu meliputi bungkus plastik makanan (20 persen), puntung rokok (17 persen), botol dan gelas plastik (16 persen), sedotan (11 persen), dan sampah anorganik jenis lain (tas kantong plastik, kaca, sepatu, alat pancing, kaleng, dan sebagainya).
"Artis Lina Klauss, mendukung kampanye ini dengan karya seni yang impresif yang dibuat dari 1.200 sandal, 240 wadah pasta gigi, 330 potongan styrofoam, 400 sedotan plastik, 37 botol PET dan 310 sendok plastik dan garpu," katanya.
Kepada semua koordinator, peserta dan mitra, pihaknya menyampaikan terima kasih meyakini bahwa waktu untuk saling menunjuk dan menyalahkan harus sudah diakhiri, kini waktunya memperkuat kolaborasi dan memberikan dampak ke semua lapisan dalam satu wadah.
"Bersih-bersih hanyalah sarana untuk menggugah kesadaran, tapi dengan kegiatan ini juga bisa menunjukkan bahwa kita kuat bila kita lakukan bersama dalam 'One Island One Voice'," katanya.
Baca juga: Gaya hidup "bebas sampah" yang semakin diminati
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"BBCU tahun ini adalah yang pertama kali dilakukan setelah larangan penggunaan tas plastik (kresek), sedotan plastik dan styrofoam di Bali, karena itu kami sangat antusias untuk mencatat data yang terkumpul," kata Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Mambal, Nyoman Arsana, di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan gerakan yang juga disebut One Island One Voice itu didukung Making Oceans Plastic Free yang mengevaluasi sampah yang terkumpul dalam kegiatan pada 15 Februari 2020 hingga mencatat 20 ton sampah anorganik terkumpul dengan tiga item terbanyak, yakni plastik kemasan makanan, puntung rokok, dan botol/gelas plastik.
Pada 2015, saat pertama kali digelar BBCU, panitia hanya menerima 12 koordinator yang melapor setelah kegiatan, tapi tahun ini lebih dari 50 persen koordinator mengirimkan kembali data yang diperlukan hingga lebih akurat, termasuk dari koordinator termudah berusia 10 tahun.
"Jumlah tas plastik yang tahun lalu sebesar 15 persen menurun menjadi sembilan persen pada tahun ini. Lokasi gerakan kebersihan terbesar tahun ini di Pantai Serangan, yang dikelola oleh 'Serangan Bebas Plastik' dengan peserta sejumlah 2.830 peserta, lalu ada 'Clean Seminyak' dengan peserta sejumlah 1.000 orang," katanya.
Baca juga: Sekda Bali apresiasi BPK ikuti program Bali Resik Sampah Plastik
Ia menambahkan 20 ton sampah anorganik itu meliputi bungkus plastik makanan (20 persen), puntung rokok (17 persen), botol dan gelas plastik (16 persen), sedotan (11 persen), dan sampah anorganik jenis lain (tas kantong plastik, kaca, sepatu, alat pancing, kaleng, dan sebagainya).
"Artis Lina Klauss, mendukung kampanye ini dengan karya seni yang impresif yang dibuat dari 1.200 sandal, 240 wadah pasta gigi, 330 potongan styrofoam, 400 sedotan plastik, 37 botol PET dan 310 sendok plastik dan garpu," katanya.
Kepada semua koordinator, peserta dan mitra, pihaknya menyampaikan terima kasih meyakini bahwa waktu untuk saling menunjuk dan menyalahkan harus sudah diakhiri, kini waktunya memperkuat kolaborasi dan memberikan dampak ke semua lapisan dalam satu wadah.
"Bersih-bersih hanyalah sarana untuk menggugah kesadaran, tapi dengan kegiatan ini juga bisa menunjukkan bahwa kita kuat bila kita lakukan bersama dalam 'One Island One Voice'," katanya.
Baca juga: Gaya hidup "bebas sampah" yang semakin diminati
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020