Atlet BMX I Gusti Bagus Saputra berusaha menjaga asanya bisa menjadi satu-satunya perwakilan tim nasional balap sepeda Indonesia tampil di Olimpiade 2020 Tokyo setelah menjuarai Kejurnas BMX ICF 2020 di Jakarta, Jumat.
Kejuaraan nasional BMX level Class One (C1) yang telah diakui oleh Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) itu merupakan salah satu turnamen untuk mendulang poin sebelum lolos ke Olimpiade 2020.
Baca juga: Peluang atlet BMX Indonesia ke Olimpiade 2020 Tokyo
Atas kemenangan tersebut, Bagus bersyukur dapat meningkatkan poin Indonesia serta kembali memupuk harapannya yang sempat pupus kala cedera cukup parah menghampirinya.
"Saya berusaha semaksimal mungkin meskipun dengan kondisi (cedera) seperti ini. Tetapi kita harus terus mendongkrak poin. Jangan sampai kita lengah dan tidak ikut karena peringkat kita bisa digeser oleh negara lain," ujar Bagus selepas pertandingan.
Meski cedera, peraih medali perak Asian Games 2018 itu bertekad bisa memaksimalkan penampilannya di beberapa kejuaraan pra-kualifikasi tersisa. "Aku mikirnya ini momenku. Aku bilang ke pelatih untuk memaksimalkan. Ada kejuaraan C1 lagi. Aku ngotot main di kejurnas ini karena poinnya ini paling besar," katanya.
Baca juga: Klasemen sementara Tour de Langkawi 2020
Bagus mengaku ia dan timnya juga hanya akan fokus menatap perlombaan yang ada di Indonesia daripada di luar negeri, karena memiliki lawan-lawan yang lebih berat.
Asa bisa lolos kualifikasi Olimpiade 2020 juga turut ditebar oleh pelatih balap sepeda Indonesia Dadang Haris Purnomo. Ia berharap anak-anak asuhnya dapat memaksimalkan poin pada enam seri kejuaraan yang digelar Indonesia, terutama yang turnamen berlevel Hors Class (HC).
"Kita masih menyisakan enam seri dan semuanya ada di Indonesia. Setelah di Jakarta, ada turnamen C1 dan HC di Banyuwangi, dan HC ini poinnya cukup tinggi. Saya harap anak-anak bisa mengumpulkan maksimal di HC-nya." kata Dadang.
Menurut Dadang, apabila pebalap Indonesia bisa menjadi juara di kejuaraan HC, bukan tidak mungkin posisi Indonesia bisa saja naik serta peluang ke Olimpiade juga kembali terbuka.
Demi bisa mengamankan posisi ke Olimpiade 2020, pebalap Indonesia setidaknya masih harus mengikuti enam seri kejuaraan, antara lain Jakarta Internasional BMX, Banyuwangi Internasional BMX, Kejuaraan BMX Asia, dan terakhir Kejuaraan Dunia BMX di AS pada 26-31 Mei.
Seri-seri tersebut signifikan dalam mendongkrak poin bagi Indonesia supaya bisa naik ke urutan 11 besar dunia yang merupakan syarat lolos Olimpiade.
Sebelumnya, pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, timnas balap sepeda untuk pertama kalinya mengirimkan satu atletnya, yakni Toni Syarifun yang menjadi satu-satunya atlet BMX pertama yang mewakili Indonesia di pesta olahraga empat tahunan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Kejuaraan nasional BMX level Class One (C1) yang telah diakui oleh Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) itu merupakan salah satu turnamen untuk mendulang poin sebelum lolos ke Olimpiade 2020.
Baca juga: Peluang atlet BMX Indonesia ke Olimpiade 2020 Tokyo
Atas kemenangan tersebut, Bagus bersyukur dapat meningkatkan poin Indonesia serta kembali memupuk harapannya yang sempat pupus kala cedera cukup parah menghampirinya.
"Saya berusaha semaksimal mungkin meskipun dengan kondisi (cedera) seperti ini. Tetapi kita harus terus mendongkrak poin. Jangan sampai kita lengah dan tidak ikut karena peringkat kita bisa digeser oleh negara lain," ujar Bagus selepas pertandingan.
Meski cedera, peraih medali perak Asian Games 2018 itu bertekad bisa memaksimalkan penampilannya di beberapa kejuaraan pra-kualifikasi tersisa. "Aku mikirnya ini momenku. Aku bilang ke pelatih untuk memaksimalkan. Ada kejuaraan C1 lagi. Aku ngotot main di kejurnas ini karena poinnya ini paling besar," katanya.
Baca juga: Klasemen sementara Tour de Langkawi 2020
Bagus mengaku ia dan timnya juga hanya akan fokus menatap perlombaan yang ada di Indonesia daripada di luar negeri, karena memiliki lawan-lawan yang lebih berat.
Asa bisa lolos kualifikasi Olimpiade 2020 juga turut ditebar oleh pelatih balap sepeda Indonesia Dadang Haris Purnomo. Ia berharap anak-anak asuhnya dapat memaksimalkan poin pada enam seri kejuaraan yang digelar Indonesia, terutama yang turnamen berlevel Hors Class (HC).
"Kita masih menyisakan enam seri dan semuanya ada di Indonesia. Setelah di Jakarta, ada turnamen C1 dan HC di Banyuwangi, dan HC ini poinnya cukup tinggi. Saya harap anak-anak bisa mengumpulkan maksimal di HC-nya." kata Dadang.
Menurut Dadang, apabila pebalap Indonesia bisa menjadi juara di kejuaraan HC, bukan tidak mungkin posisi Indonesia bisa saja naik serta peluang ke Olimpiade juga kembali terbuka.
Demi bisa mengamankan posisi ke Olimpiade 2020, pebalap Indonesia setidaknya masih harus mengikuti enam seri kejuaraan, antara lain Jakarta Internasional BMX, Banyuwangi Internasional BMX, Kejuaraan BMX Asia, dan terakhir Kejuaraan Dunia BMX di AS pada 26-31 Mei.
Seri-seri tersebut signifikan dalam mendongkrak poin bagi Indonesia supaya bisa naik ke urutan 11 besar dunia yang merupakan syarat lolos Olimpiade.
Sebelumnya, pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, timnas balap sepeda untuk pertama kalinya mengirimkan satu atletnya, yakni Toni Syarifun yang menjadi satu-satunya atlet BMX pertama yang mewakili Indonesia di pesta olahraga empat tahunan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020