Denpasar (Antara Bali) - Ketua Program Studi Pemandu Wisata Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Dr I Ketut Sumadi M.Par, mengatakan, masyarakat Bali kembali merayakan Hari Suci Syiwaratri dengan "yoga semadi", bertepatan datangnya Tahun Baru Imlek.

Menurut dia, hal itu sudah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. "Perayaan itu tidak hanya terbatas di sekolah atau perguruan tinggi, tetapi juga di desa pakraman atau desa adat dan kelompok-kelompok pasraman (pendalaman agama Hindu)," kata pengamat masalah sosial dan keagamaan di Denpasar, Jumat.

Umat Hindu Dharma di Bali marayakan Syiwaratri pada "purwaning tileming" (sehari sebelum bulan tenggelam) pada 22-23 Januari 2012 atau bertepatan dengan datangnya Tahun Baru Imlek.

"Semangat merayakan Syiwaratri mulai terasa dari persiapan umat, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa yang akan melakukan persembahyangan bersama, brata atau perenungan, dharmatula (diskusi) dan pertunjukan seni," katanya.

Suasana IHDN Denpasar sebagai lembaga pendidikan tinggi bernuansa Hindu, sekolah dan kampus-kampus lainnya pada malam Syiwaratri biasanya sangat meriah.

Demikian pula di pura, balai banjar adat, tempat "pesantian" (pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu), dan tempat suci lainnya, juga semarak oleh kehadiran banyak krama (umat).

Perayaan Siwa Ratri, lanjut Ketut Sumadi, bukan untuk menghapus dosa manusia. Dosa yang merupakan "karma wasana" (akibat dari perbuatan) sesorang akan dibawa sampai mati.

"Sesuai dengan inti ajaran 'Karma Phala', akan ada penetapan, apakah siksaan neraka yang diperoleh atau kedamaian surga yang didapat. Hal itu tergantung sepenuhnya kepada perbuatan seseorang di dunia ini," katanya.

Lubdhaka, seorang pemburu dalam cerita sebelum mendapatkan kedamaian di alam Siwaloka (surga) dan sempat disiksa oleh abdi "Yamaloka" sebagai akibat dari perbuatan selama hidup di dunia yang tidak luput dari kesalahan.

"Cerita Lubdhaka dan cerita-cerita yang memberi tuntunan budi pekerti juga akan dibahas semalam suntuk pada perayaan Syiwaratri," ujar Ketut Sumadi menambahkan.(T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012